JATENG.NET, DEMAK – Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang tergabung dalam Tim 18 program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) SDGs melaksanakan kegiatan penjaringan aspirasi di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga pekan, mulai 10 hingga 31 Mei 2025, dengan tujuan menggali secara langsung isu-isu prioritas yang dirasakan warga.
Kegiatan ini dilakukan oleh empat mahasiswa UNDIP, yakni Farras Narendra, Nada Nedia, Azizah Charis, dan Reyvani Alika. Sebanyak 104 warga dari seluruh RW di Desa Purworejo diwawancarai secara purposif, dengan mempertimbangkan usia, profesi, jenis kelamin, dan sebaran geografis. Teknik pengambilan sampel dihitung menggunakan rumus Slovin dari populasi lebih dari 9.000 jiwa, dengan margin of error 10%.

Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Penjaringan aspirasi ini bertujuan untuk menghimpun suara dan kebutuhan riil masyarakat secara langsung dari lapangan, agar dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan kebijakan dan program pembangunan desa. Kegiatan ini juga menjadi upaya mendorong transparansi, keterlibatan warga, serta perencanaan berbasis data sosial.
Dari hasil penjaringan, persoalan jalan rusak menjadi keluhan paling dominan. Sebanyak 69% responden menyebut kerusakan jalan sebagai hambatan utama aktivitas mereka. Salah satu warga RT 2 RW 3 mengaku, “Kalau hujan, Jalan Pongangan jadi sangat licin. Banyak yang jatuh, saya juga pernah jatuh.”
Warga RT 1 RW 6 yang tinggal di sekitar Jalan Tambakmalang menyampaikan bahwa wilayah mereka seperti “terisolasi seperti pulau sendiri.” “Jalannya selalu tergenang dan penuh lumut. Kami harus kerja bakti membersihkan lumut biar bisa dilewati,” ungkapnya.
Selain infrastruktur, permasalahan pengelolaan sampah juga banyak dikeluhkan. “Belum ada tempat pembuangan sampah. Tidak ada yang ngurus, jadi warga buangnya ke kali,” kata seorang warga RW 4. Akibatnya, saluran air tersumbat dan lingkungan menjadi tidak sehat.
Permasalahan bantuan sosial juga menjadi sorotan. Seorang warga RW 5 menyatakan bahwa dirinya sangat membutuhkan bantuan, namun tidak pernah menerima hingga saat ini.
Warga RW 4 lainnya mengungkapkan bahwa ia membutuhkan bantuan bedah rumah dan WC. “Rumah saya selalu tergenang. Kalau buang air harus numpang ke tetangga. Bahkan listrik saya nyambung dari rumah sebelah karena tidak sanggup bayar.”
Kegiatan penjaringan aspirasi ini juga mencatat keluhan terkait sulitnya akses solar bagi nelayan, persoalan pendidikan dan kesehatan, hingga permintaan transparansi dana desa. Seluruh temuan kemudian diklasifikasikan dalam tema-tema besar dan dijadikan laporan resmi.
Kepala Desa Purworejo secara khusus mengapresiasi hasil penjaringan aspirasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNDIP. Ia juga menyatakan dukungan terhadap keberlanjutan program ini melalui komunikasi dan tindak lanjut setelah masa KKN berakhir.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa KKN UNDIP dalam mendorong pembangunan desa yang lebih inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan 11 dan 16 SDGs. Mahasiswa berharap bahwa hasil penjaringan ini benar-benar ditindaklanjuti dalam forum musyawarah desa dan perencanaan resmi seperti RKPDes.
Warga pun menyambut baik kegiatan ini karena merasa lebih didengar. “Biasanya cuma ngomong di warung, tapi sekarang bisa disampaikan langsung,” ujar seorang warga yang ikut diwawancarai.
Dengan terlibat langsung dalam penjaringan aspirasi, mahasiswa UNDIP tidak hanya mendengarkan keluhan warga, tapi juga memfasilitasi partisipasi aktif dalam pembangunan. Sebuah langkah kecil, namun berarti, bagi perwujudan desa yang lebih inklusif dan merata.
Penulis: Farras Narendra Fata
Editor: Nur Ardi, Tim Jateng.net