Menu

Mode Gelap
7 Masjid Referensi Kajian Sunnah di Semarang PUSPAGA SEMAR Kota Semarang Dorong Keterlibatan Ayah untuk Keluarga yang Lebih Seimbang Indomaret dan Unilever Bersihkan Masjid At Taqwa di Demak, Ciptakan Suasana Ibadah Nyaman Menyambut Ramadan 2025! Ciptakan Lingkungan Ibadah yang Sehat, Indomaret dan Unilever Gelar Aksi Bersih-Bersih Masjid di 45 Kota! Indomaret dan Unilever Bersihkan 100 Masjid, Siapkan Suasana Ibadah yang Khusyuk untuk Ramadan 2025 Mahasiswa KKN-T UNDIP Edukasi dan Digitalisasi Pencatatan Transaksi & Stok Barang UMKM di Desa Kembanglangit dengan BukuWarung

Ekonomi Kreatif

Seko Upcycle, Brand Lokal Asal Semarang yang Ubah Sampah Plastik jadi Produk Fesyen Ramah Lingkungan

Avatar photobadge-check


					Biandi Zamariz, salah satu pendiri Seko Upcycle, berdiri di depan stand Seko Upcycle, memperkenalkan produk fesyen ramah lingkungan yang terbuat dari sampah plastik daur ulang. Perbesar

Biandi Zamariz, salah satu pendiri Seko Upcycle, berdiri di depan stand Seko Upcycle, memperkenalkan produk fesyen ramah lingkungan yang terbuat dari sampah plastik daur ulang.

JATENG.NET, SEMARANG — Brand Seko Upcycle hadir salah satunya karena masalah lingkungan yang cukup serius di Indonesia. Setiap tahunnya, ribuan ton sampah plastik dihasilkan dan menjadi ancaman besar bagi ekosistem.

Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari laut, sungai, dan tanah, yang berujung pada kerusakan lingkungan yang tak terhitung jumlahnya.

Meskipun demikian, sebagian besar sampah plastik tersebut tidak dapat didaur ulang secara optimal, sehingga menambah beban lingkungan.

Namun, sebuah inovasi kreatif hadir dari anak muda Semarang yang mencoba mengubah pandangan masyarakat terhadap sampah plastik.

Mereka adalah Biandi Zamariz, Ayu Radinna, dan Destyati Nabila, yang berhasil menciptakan sebuah solusi ramah lingkungan melalui produk fesyen kekinian bernama Seko Upcycle.

Dengan memanfaatkan sampah plastik, mereka menciptakan berbagai produk fesyen yang memiliki nilai jual tinggi, seperti dompet, tas, lanyard, dan pouch.

Awal Mula Terbentuknya Seko Upcycle

Tampak stand bazar Seko Upcycle yang penuh dengan produk fesyen unik, menarik perhatian pengunjung yang tertarik dengan barang-barang fesyen yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Tampak stand bazar Seko Upcycle yang penuh dengan produk fesyen unik, menarik perhatian pengunjung yang tertarik dengan barang-barang fesyen yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Cerita Seko Upcycle bermula dari rasa keprihatinan ketiga pemuda-pemudi asal Semarang ini terhadap masalah sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan. Sebagai bagian dari generasi muda yang tumbuh dalam era konsumsi tinggi dan pola hidup yang semakin maju, mereka sadar bahwa mereka harus bertindak untuk membantu memecahkan masalah lingkungan yang sangat serius ini.

Pada awalnya, Biandi Zamariz, salah satu pendiri Seko Upcycle, merasa khawatir dengan tingginya volume sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik.

“Sampah plastik yang menumpuk seringkali berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan tidak memiliki nilai jual. Padahal, banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa sampah plastik itu memiliki potensi besar untuk didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat,” ujarnya.

Terinspirasi oleh komunitas global yang bergerak dalam pengelolaan sampah plastik, Precious Plastic, Biandi bersama kedua rekannya memutuskan untuk berinovasi dan menciptakan produk fesyen dengan memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan baku utama.

Precious Plastic adalah gerakan global yang bertujuan mengedukasi masyarakat untuk melakukan upcycle (pengolahan ulang) sampah plastik menjadi barang yang lebih berguna dan memiliki nilai jual. Melalui gerakan ini, Precious Plastic mengajarkan kepada masyarakat cara-cara yang sederhana untuk mengubah sampah plastik menjadi barang yang dapat digunakan kembali.

Seko Upcycle Membuat Produk Fesyen Ramah Lingkungan dari Sampah Plastik

Proses pembuatan produk fesyen oleh Seko Upcycle dimulai dari pemilahan sampah plastik yang akan digunakan sebagai bahan dasar. Biandi menyebutkan bahwa salah satu tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah ketidaktahuan masyarakat tentang cara mengelola sampah plastik, yang menyebabkan sampah ini tidak terkelola dengan baik.

Dalam upaya mereka untuk mengubah pandangan tersebut, mereka memutuskan untuk membeli kantong plastik dari bank sampah dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang biasa dibayarkan oleh pengepul sampah.

“Proses kami mulai dengan mengumpulkan sampah kantong plastik dari berbagai sumber, seperti bank sampah yang ada di Semarang. Kami membayar lebih tinggi daripada harga biasanya agar masyarakat tertarik untuk menyerahkan kantong plastik mereka,” kata Biandi.

“Setelah sampah plastik terkumpul, kami mulai membersihkannya dan memanaskannya, karena plastik memiliki sifat yang dapat meleleh jika dipanaskan,” lanjutnya.

Dalam tahap selanjutnya, plastik yang sudah dilelehkan akan diproses melalui teknik pemanasan dan pengepresan untuk menjadi material baru yang lebih padat dan kokoh.

“Kami memanfaatkan sifat plastik yang meleleh menjadi cair untuk diproses lebih lanjut menjadi material baru, yang akan digunakan sebagai bahan dasar untuk produk fesyen seperti dompet, tas, dan pouch,” jelas Biandi.

Selama proses produksi, Seko Upcycle dapat menghasilkan hingga 20 produk dalam sekali produksi. Proses ini memakan waktu hingga dua bulan untuk menghasilkan produk yang siap dijual.

Meskipun demikian, hasil yang mereka capai sangatlah memuaskan, karena dalam waktu sekitar 1,5 tahun, mereka berhasil mengurangi sekitar 1.000 kilogram sampah kantong plastik yang sebelumnya tidak terkelola dengan baik.

Cara Seko Upcycle Mengubah Sampah Plastik Menjadi Produk Bernilai Jual Tinggi

Beragam produk fesyen ramah lingkungan yang diproduksi oleh Seko Upcycle, seperti dompet, tas, dan pouch, yang terbuat dari sampah plastik yang diolah menjadi bahan baru yang berguna.

Beragam produk fesyen ramah lingkungan yang diproduksi oleh Seko Upcycle, seperti dompet, tas, dan pouch, yang terbuat dari sampah plastik yang diolah menjadi bahan baru yang berguna.

Produk-produk yang dihasilkan oleh Seko Upcycle tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki desain yang menarik dan kekinian.

Dalam hal ini, Seko Upcycle ingin menunjukkan bahwa produk ramah lingkungan tidak harus terlihat membosankan atau kurang menarik. Dengan desain yang inovatif, mereka berhasil menghasilkan produk fesyen yang memiliki daya tarik tinggi, namun tetap mengusung konsep keberlanjutan.

Produk pertama yang mereka ciptakan adalah dompet dengan nama Beta Series, yang dijual dengan harga Rp 149.000. Selain itu, mereka juga memiliki produk tas dengan nama Carlie Series yang dibanderol dengan harga Rp 179.000, serta tote bag Alpha Series yang dijual seharga Rp 229.000.

Biandi menjelaskan bahwa produk-produk tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau, mengingat bahan baku yang digunakan adalah sampah plastik yang telah didaur ulang.

“Salah satu tujuan utama kami adalah untuk membuat produk ramah lingkungan yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga dapat diterima oleh masyarakat luas. Produk-produk kami tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan produk ramah lingkungan,” ujar Biandi.

Seko Upcycle Mengurangi Sampah Plastik dan Mendorong Kesadaran Lingkungan

Seko Upcycle telah berhasil mengurangi sekitar 1.000 kilogram sampah plastik yang sebelumnya tidak terkelola dengan baik. “Kami sangat senang dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi sampah plastik.

Dengan setiap produk yang kami hasilkan, kami tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” kata Biandi dengan penuh semangat.

Selain itu, Seko Upcycle juga berharap agar produk-produk mereka dapat lebih dikenal di masyarakat, khususnya di Kota Semarang. “Kami ingin produk kami dikenal oleh masyarakat Semarang, bahkan luar kota, agar lebih banyak orang yang sadar akan pentingnya memilih produk ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada produk sekali pakai,” harap Biandi.

Seko Upcycle Berencana Meningkatkan Skala Produksi dan Menjangkau Pasar Lebih Luas

Ke depannya, Seko Upcycle berharap dapat memperluas jangkauan produk mereka, tidak hanya di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Bali, tetapi juga di kota-kota lainnya.

“Kami ingin memperkenalkan produk ramah lingkungan ini kepada lebih banyak orang, agar semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujar Biandi.

Dengan semakin banyaknya produk fesyen ramah lingkungan yang bermunculan di pasaran, Seko Upcycle berharap dapat menjadi salah satu pelopor dalam industri fesyen yang lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.

Biandi dan tim berharap bahwa gerakan mereka dapat menginspirasi lebih banyak anak muda untuk menciptakan inovasi yang ramah lingkungan, dan bersama-sama mewujudkan dunia yang lebih bersih dan hijau.

Seko Upcycle adalah contoh nyata bagaimana anak muda Semarang berhasil mengubah sampah plastik menjadi produk fesyen yang tidak hanya menarik tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan.

Dengan kreativitas dan semangat tinggi, mereka berhasil mengurangi sampah plastik dan memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan lingkungan.

Produk-produk mereka yang ramah lingkungan dan terjangkau diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan produk berkelanjutan. Seko Upcycle, dengan komitmennya, menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi bumi kita.

Editor: Nur Ardi, Tim Jateng.net

Baca Lainnya

Membangun Strategi Harga yang Tepat: Seni Menentukan Nilai Produk Anda

22 Januari 2025 - 11:06 WIB

Membangun Strategi Harga yang Tepat: Seni Menentukan Nilai Produk Anda

Mahasiswa KKN-T UNDIP Adakan Bimbingan PLUT untuk Pelaku UMKM Desa Gempolsewu dalam Pembuatan Sertifikat Halal

19 September 2024 - 06:45 WIB

Mahasiswa KKN-T UNDIP Adakan Bimbingan PLUT untuk Pelaku UMKM Desa Gempolsewu dalam Pembuatan Sertifikat Halal

Bantu Pendaftaran Sertifikasi IP-CPPOB, Mahasiswa KKN-T UNDIP Buatkan Denah Lokasi Produksi UMKM Ngudi Raos di Desa Rowoboni

21 Agustus 2024 - 11:36 WIB

Bantu Pendaftaran Sertifikasi IP-CPPOB, Mahasiswa KKN-T UNDIP Buatkan Denah Lokasi Produksi UMKM Ngudi Raos di Desa Rowoboni

Membangun Kreativitas Tanpa Batas, Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Pelatihan Pembuatan Ecoprint kepada Kelompok Ibu PKK Desa Ponowareng

21 Agustus 2024 - 10:39 WIB

Membangun Kreativitas Tanpa Batas, Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Pelatihan Pembuatan Ecoprint kepada Kelompok Ibu PKK Desa Ponowareng

Langkah Nyata Pemberdayaan UMKM, Mahasiswa KKN UNDIP Adakan Kolaborasi dengan Gemoy Dimsum Solo

20 Agustus 2024 - 13:45 WIB

Langkah Nyata Pemberdayaan UMKM, Mahasiswa KKN UNDIP Adakan Kolaborasi dengan Gemoy Dimsum Solo
Trending di Ekonomi Kreatif