Menu

Mode Gelap
Mahasiswa KKN Multidisiplin Universitas Diponegoro Adakan Edukasi Pengelolaan Sampah di Kawasan Eduwisata Mangrove Tambakbulusan Mahasiswa KKN Tematik Tim 35 Kelompok 2 UNDIP Gelar Edukasi Potensi Buah Pedada sebagai Antioksidan Alami di Desa Tambakbulusan Berhenti Gunakan Smartphone Sebelum Tidur, Ini Dampak Nyata Bagi Kesehatan Tarif Timbal Balik: Peluang atau Ancaman bagi Investasi Indonesia? Dukung PMI Penuhi Stok Darah, PT. Indomarco Prismatama Gelar Donor Darah di Semarang Destinasi Wisata Terpopuler dan Tips Perjalanan 2025

Pendidikan

Kreasi Cerdas Mahasiswi KKN Undip! Sulap Air Cucian Beras Menjadi Pupuk Organik Cair di Desa Jungke

Avatar photobadge-check

KARANGANYAR –  Di Desa Jungke, air bekas cucian beras sering kali dibuang secara percuma tanpa dimanfaatkan. Padahal, air cucian beras mengandung berbagai nutrisi penting yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman. Kurangnya pemanfaatan ini tidak hanya mengakibatkan pemborosan sumber daya tetapi juga mengabaikan potensi solusi untuk meningkatkan kesuburan tanaman di rumah.

Untuk mengatasi masalah ini, Helda Syafitri, mahasiswi S1 Biologi dari KKN TIM 2 Undip, menginisiasi program monodisiplin berjudul “Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras” di Desa Jungke. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan air cucian beras yang mengandung berbagai nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, mineral asam amino, dan enzim yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah. 

Program monodisiplin ini berlangsung pada Jumat (02/08/2024) dalam acara pertemuan RT/RW Desa Jungke yang bertempat di Rumah Pak Mulyono, Ketua RT 1/RW 1. Acara dimulai pada pukul 19.30 WIB dan diawali dengan sambutan dari Korling Jungke, yang menyambut baik inisiatif ini serta menekankan pentingnya memanfaatkan kembali air cucian beras.

Setelah sambutan, Helda Syafitri mendemonstrasikan pembuatan Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras dengan mencampurkan bahan-bahan seperti air cucian beras, gula merah, dan EM4. POC kemudian difermentasi selama 7-14 hari. Pupuk organik cair siap pakai ditandai dengan warna coklat kehitaman, berbau harum seperti tape, dan tidak berbusa. 

Helda juga menjelaskan cara pemakaian Pupuk Organik Cair (POC). POC harus diencerkan dengan air dengan perbandingan 1:10 (100 ml POC dicampur dengan 1 liter air). Campuran ini kemudian digunakan untuk menyiram tanaman atau menyemprot daun tanaman. Penggunaan POC secara rutin dapat meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih sehat.

Selama Helda menjelaskan, para peserta dari RT/RW turut menyimak dengan seksama dan berpartisipasi aktif. Beberapa di antara mereka bahkan mengajukan pertanyaan terkait dengan Pupuk Organik Cair (POC) dari air cucian beras tersebut.

Melalui program monodisiplin ini, Helda Syafitri berharap masyarakat Desa Jungke, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar tidak membuang secara percuma air cucian beras, tetapi dapat mengolahnya menjadi Pupuk Organik Cair, yang dapat bermanfaat bagi tanaman di rumah.

Penulis: Helda Syafitri, NIM 24020121130116, Mahasiswi S1 Biologi, Fakultas Sains dan Matematika.

Dosen Pembimbing Lapangan: Umaira Hayuning Anggayasti, S.H., M.Kn

Editor: Nur Ardi

Editor: Nur Ardi, Tim Jateng.net

Baca Lainnya

Mahasiswa KKN Multidisiplin Universitas Diponegoro Adakan Edukasi Pengelolaan Sampah di Kawasan Eduwisata Mangrove Tambakbulusan

13 Juni 2025 - 16:17 WIB

Mahasiswa KKN Multidisiplin Universitas Diponegoro Adakan Edukasi Pengelolaan Sampah di Kawasan Eduwisata Mangrove Tambakbulusan

Mahasiswa KKN Tematik Tim 35 Kelompok 2 UNDIP Gelar Edukasi Potensi Buah Pedada sebagai Antioksidan Alami di Desa Tambakbulusan

13 Juni 2025 - 16:00 WIB

Mahasiswa KKN Tematik Tim 35 Kelompok 2 UNDIP Gelar Edukasi Potensi Buah Pedada sebagai Antioksidan Alami di Desa Tambakbulusan

Berhenti Gunakan Smartphone Sebelum Tidur, Ini Dampak Nyata Bagi Kesehatan

8 Juni 2025 - 14:56 WIB

Berhenti Gunakan Smartphone Sebelum Tidur, Ini Dampak Nyata Bagi Kesehatan

Tarif Timbal Balik: Peluang atau Ancaman bagi Investasi Indonesia?

31 Mei 2025 - 13:22 WIB

Tarif Timbal Balik: Peluang atau Ancaman bagi Investasi Indonesia?

Feminisme dalam Cengkeraman Patriarki: Wajah Baru Penindasan yang Tersembunyi

24 April 2025 - 12:31 WIB

Feminisme dalam Cengkeraman Patriarki: Wajah Baru Penindasan yang Tersembunyi
Trending di Pendidikan