JATENG.NET, WONOGIRI – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, menggelar kegiatan Pelatihan dan Pemberian Alat Penabur Benih Manual. Acara ini dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB di lahan milik Kepala Dusun Mijil, Pak Parno, dengan dihadiri oleh banyak petani yang sedang melakukan panen.
Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan alat penabur benih manual kepada petani setempat agar proses penanaman jagung, kacang tanah, dan kedelai menjadi lebih efisien. Dengan alat ini, diharapkan petani dapat mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan serta meningkatkan produktivitas pertanian.
Selain itu, alat ini juga dapat membantu mengurangi ketidakseimbangan dalam penebaran benih, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih seragam. Alat ini sangat cocok digunakan di lahan pertanian skala kecil hingga menengah, yang banyak ditemukan di wilayah Desa Pucung.
Dalam sesi pelatihan, mahasiswa KKN memberikan demonstrasi langsung mengenai cara penggunaan alat penabur benih manual. Para petani tampak antusias mengikuti jalannya kegiatan dan berpartisipasi aktif dalam mencoba alat tersebut.
Mereka diajarkan teknik-teknik dasar dalam penggunaan alat ini, mulai dari cara mengisi benih, pengaturan jarak antar benih, hingga cara menekan alat agar benih dapat tertanam dengan baik di dalam tanah. Para mahasiswa juga menjelaskan bagaimana cara membersihkan dan merawat alat agar tetap berfungsi dengan baik dalam jangka waktu yang lama.
Selain pelatihan, mahasiswa KKN juga memberikan beberapa unit alat penabur benih secara gratis kepada para petani sebagai bentuk dukungan terhadap pertanian lokal. Hal ini diharapkan dapat memotivasi petani untuk mulai menggunakan teknologi sederhana dalam kegiatan bercocok tanam mereka.
Para mahasiswa juga memberikan materi tambahan mengenai pentingnya efisiensi dalam pertanian, termasuk penggunaan pupuk organik dan metode konservasi tanah agar hasil panen lebih optimal.

Mahasiswa KKN Undip mendemonstrasikan cara penggunaan alat penabur benih manual kepada petani di Desa Pucung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Mahasiswa KKN Undip)
Menurut salah satu petani yang hadir, alat ini sangat membantu dalam proses penanaman karena lebih cepat dan praktis dibandingkan dengan cara manual yang biasa mereka lakukan. “Kami sangat berterima kasih atas inisiatif mahasiswa KKN. Alat ini benar-benar bermanfaat untuk kami,” ujar seorang petani.
Ia menambahkan bahwa penggunaan alat ini juga mengurangi kebutuhan tenaga kerja di ladang, yang menjadi kendala utama bagi sebagian petani akibat semakin berkurangnya tenaga muda yang bekerja di sektor pertanian. Beberapa petani juga memberikan masukan mengenai kemungkinan modifikasi alat agar lebih sesuai dengan kondisi tanah dan jenis tanaman yang mereka budidayakan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KKN yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa melalui inovasi dan teknologi sederhana. Diharapkan, dengan adanya pelatihan ini, para petani dapat lebih mudah menerapkan teknik penanaman yang lebih modern dan efisien, sehingga hasil pertanian mereka semakin meningkat. “Alat ini sangat berguna ini, jadi lebih mudah dan lebih cepat untuk nanam benih besok,” ujar Pak Parno.
Selain itu, mahasiswa KKN juga berdiskusi dengan para petani mengenai kendala yang mereka hadapi dalam pertanian, termasuk permasalahan tanah, hama, serta cuaca yang tidak menentu. Diskusi ini membuka wawasan bagi mahasiswa mengenai realitas pertanian di desa, sekaligus memberikan kesempatan bagi petani untuk berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi berbagai tantangan pertanian.
Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN Desa Pucung berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi petani setempat. Mereka juga berencana untuk terus mendampingi para petani dalam penggunaan alat ini agar hasil yang diperoleh semakin optimal.
Dalam waktu dekat, mereka akan melakukan monitoring untuk melihat sejauh mana alat ini membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan mencari solusi jika ada kendala dalam penerapannya di lapangan. Para mahasiswa juga berniat untuk mengadakan pelatihan lanjutan mengenai teknik pertanian modern yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim setempat.
Selain itu, mahasiswa KKN juga menggandeng pihak lain seperti penyuluh pertanian dan akademisi untuk membantu petani mengembangkan strategi pertanian yang lebih berkelanjutan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan pertanian di Desa Pucung dapat semakin maju dan mampu bersaing dengan daerah lain. Program ini juga mendapat perhatian dari perangkat desa yang berencana untuk menjadikannya sebagai bagian dari program pembangunan desa di bidang pertanian.
Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mendorong generasi muda agar lebih tertarik pada dunia pertanian.
Para mahasiswa KKN berharap bahwa melalui inovasi sederhana seperti alat penabur benih ini, para pemuda desa dapat melihat bahwa pertanian bukanlah sektor yang ketinggalan zaman, melainkan bidang yang dapat berkembang dengan adanya inovasi dan teknologi.
Jika generasi muda mulai berpartisipasi aktif dalam dunia pertanian, maka regenerasi petani di desa akan lebih terjaga dan ketahanan pangan desa dapat terjamin dalam jangka panjang.
Sebagai tambahan, mahasiswa KKN juga berencana untuk mengadakan workshop lanjutan yang akan melibatkan lebih banyak petani dari berbagai dusun di Desa Pucung.
Workshop ini akan membahas lebih dalam mengenai praktik pertanian berkelanjutan, pemanfaatan pupuk organik, serta cara menghadapi tantangan perubahan iklim yang berdampak pada hasil panen.
Dengan pendekatan holistik ini, diharapkan para petani tidak hanya mendapatkan alat baru, tetapi juga memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Melalui program ini, diharapkan akan terbentuk ekosistem pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan di Desa Pucung. Mahasiswa KKN juga berharap bahwa keberhasilan program ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk menerapkan teknologi serupa dalam sektor pertanian mereka.
Dengan begitu, pertanian di wilayah pedesaan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat. Harapannya, alat penabur benih manual ini dapat menjadi solusi jangka panjang yang meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan lokal. Ke depan, mahasiswa KKN berupaya agar program ini dapat terus berjalan dengan dukungan dari pemerintah desa dan berbagai pihak terkait, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.
Editor: Nur Ardi, Tim Jateng.net