JATENG.NET, DEMAK – Mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Tim 18 melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan di SD Margolinduk, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak pada Sabtu (31/05/2025).
Kegiatan ini berupa pembelajaran karakter bertema “Kita Beda Tapi Satu: Belajar Menghargai Teman” yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, empati, dan saling menghargai terhadap perbedaan di kalangan siswa sebagai upaya pencegahan perundungan (bullying) sejak dini.
Kasus bullying di sekolah dasar masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Menurut data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Demak, pada tahun 2022 ada sekitar 1.200 anak di Kabupaten Demak terdata tidak sekolah dengan mayoritas merupakan anak usia sekolah dasar (SD).
Diungkapkan bahwa rata-rata anak usia sekolah dasar enggan sekolah lantaran mengalami peristiwa traumatis di lingkungan sekolah. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan karakter untuk mencegah perundungan dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif.
Melalui pembelajaran karakter yang interaktif, mahasiswa KKN-T Tim 18 Universitas Diponegoro mengajarkan pentingnya toleransi, empati, dan saling menghargai antarsesama kepada siswa-siswi SD Margolinduk, Kabupaten Demak.
Tema “Kita Beda Tapi Satu: Belajar Menghargai Teman” diangkat sebagai respon atas masih tingginya kasus perundungan dan kekerasan verbal di lingkungan sekalah dasar, yang merupakan salah satu masalah sosial yang berkaitan erat dengan pelayanan publik di bidang pendidikan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN-T Tim 18 Universitas Diponegoro ingin mencegah terbentuknya perilaku diskriminatif, mengejek, dan bentuk-bentuk kekerasan verbal maupun non-verbal lainnya yang sering terjadi secara tidak disadari dalam keseharian anak-anak.
Salah satu anggota tim, Lu’lu’ Luthfiyyah Hayati, mahasiswa dari jurusan Administrasi Publik Universitas Diponegoro, bertindak sebagai pemateri dalam kegiatan tersebut. Dengan latar belakang akademik yang berkaitan erat dengan pelayanan publik, materi disusun berorientasi pada aspek pembangunan sosial dan pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa sekolah dasar.
Dalam kegiatan di SD Margolinduk, mahasiswa KKN-T menggunakan metode pembelajaran interaktif seperti permainan edukatif dan storytelling yang fokus pada pengenalan keberagaman dan pentingnya menghargai perbedaan. Mahasiswa memperkenalkan konsep zero bullying zone sebagai bagian dari kampanye lingkungan belajar yang aman dan ramah anak.
Siswa-siswi SD Margolinduk diajak memahami bahwa setiap individu memiliki perbedaan, baik dari segi fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan, hingga kemampuan belajar, dan bahwa perbedaan tersebut bukan alasan untuk mengejek atau memusuhi teman.
Kepala Sekolah SD Margolinduk menyambut positif kegiatan ini dan berharap pembelajaran karakter dapat menjadi program berkelanjutan di sekolah. “Pendidikan karakter tidak hanya membentuk kecerdasan akademik, tetapi juga membangun moral dan sikap sosial yang kuat agar siswa terhindar dari perilaku bullying dan mampu hidup harmonis dengan teman-temannya,” ujarnya.
Mahasiswa KKN-T Tim 18 Universitas Diponegoro berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan budaya sekolah yang bebas dari kekerasan dan bullying. Dengan adanya pembelajaran karakter ini, diharapkan siswa SD Margolinduk dapat lebih peka terhadap perasaan orang lain dan mampu menolak segala bentuk bullying.
Pendidikan karakter yang diterapkan secara konsisten di sekolah menjadi salah satu solusi strategis dalam mencegah bullying dan membangun generasi muda yang lebih bermoral, inklusif, dan berdaya saing positif di masa depan.
Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud implementasi ilmu Administrasi Publik dalam pengelolaan program pembangunan sosial dan pendidikan yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga berkontribusi langsung dalam menyelesaikan permasalahan nyata di masyarakat, khususnya dalam menciptakan budaya toleransi dan harmoni di sekolah dasar.
Editor: Nur Ardi, Tim Jateng.net