Dalam upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Pencegahan Kekerasan Seksual Online Anak (OCSEA)...
Semarang - Dalam upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Pencegahan Kekerasan Seksual Online Anak (OCSEA) serta mempersiapkan siswa Agen Perubahan untuk berperan aktif dalam mencegah kasus OCSEA (Online Children Sexual Exploitation and Abuse), Yayasan Setara bekerja sama dengan UNICEF dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar pelatihan pencegahan kekerasan seksual online bagi siswa agen perubahan dari tingkat SMP/MTs, SMA/SMK. Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 04 Mei 2024 melalui platform Zoom Meeting ini bertujuan untuk memberdayakan siswa sebagai agen perubahan dalam melawan kekerasan seksual online.
Pelatihan ini dihadiri oleh sejumlah fasilitator muda yang ahli di bidangnya, antara lain Kak Cristina Setianingrum dari Mitra Muda UNICEF, Kak Kayla Dea Aosa dari Fasilitator Forum Anak Jawa Tengah, dan Kak Dandy Resando selaku Ketua Forum Anak Jawa Tengah.
Rangkaian acara dimulai dengan sambutan pembukaan, di mana perwakilan dari Yayasan Setara yaitu Ayah Odi Shalahuddin menyampaikan harapannya acara ini bisa memberikan manfaat, memberikan wawasan, dan melahirkan inspirasi bagi siswa-siswi untuk melakukan gerakan setidak-tidaknya bisa untuk melindungi diri sendiri, orang-orang terdekat, dan melindungi seluruh anak-anak di Provinsi Jawa Tengah.
Rangkaian acara dimulai dengan sambutan pembukaan, di mana perwakilan dari Yayasan Setara yaitu Ayah Odi Shalahuddin menyampaikan harapannya acara ini bisa memberikan manfaat, memberikan wawasan, dan melahirkan inspirasi bagi siswa-siswi untuk melakukan gerakan setidak-tidaknya bisa untuk melindungi diri sendiri, orang-orang terdekat, dan melindungi seluruh anak-anak di Provinsi Jawa Tengah.
Selain itu, sambutan juga disampaikan oleh perwakilan UNICEF yaitu Bunda Naning Puji Julianingsih. Bunda berharap pelatihan ini berguna bagi para peserta agar bisa menjadikannya sebagai referensi pribadi sehingga turut menyebarluaskan hasil pelatihan ini untuk saling berbagi mengenai kesadaran OCSEA.
Terakhir, DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah menyampaikan komitmen mereka dalam melindungi anak-anak dari kekerasan seksual online serta pentingnya peran aktif anak dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus OCSEA.
Pelatihan dilanjutkan dengan presentasi tentang Kekerasan Seksual Anak Online oleh Kak Cristina Setianingrum yang memberikan gambaran mendalam tentang fenomena tersebut, termasuk dampaknya dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus OCSEA. Peserta juga diajak untuk berpartisipasi dalam latihan mengidentifikasi aspek positif dan negatif dari internet serta diskusi tentang mekanisme perlindungan anak.
Salah satu poin penting dalam acara ini adalah aktivitas bermain peran, di mana peserta berperan dalam skenario kekerasan online dan bertukar pikiran tentang cara menghadapi situasi tersebut. Diskusi dan pertukaran ide menjadi inti dari acara ini dengan harapan peserta dapat menghasilkan rencana aksi konkret untuk mencegah kekerasan seksual online di komunitas mereka.
Peserta diharapkan untuk menyelesaikan pre-test, post-test, serta berpartisipasi dalam aktivitas rencana aksi untuk mendapatkan sertifikat.
Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapat untuk melindungi diri dan sesama dari ancaman kekerasan seksual online, serta menjadi agen perubahan yang aktif dalam membangun lingkungan digital yang aman dan inklusif.
Pelatihan dilanjutkan dengan presentasi tentang Kekerasan Seksual Anak Online oleh Kak Cristina Setianingrum yang memberikan gambaran mendalam tentang fenomena tersebut, termasuk dampaknya dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus OCSEA. Peserta juga diajak untuk berpartisipasi dalam latihan mengidentifikasi aspek positif dan negatif dari internet serta diskusi tentang mekanisme perlindungan anak.
Salah satu poin penting dalam acara ini adalah aktivitas bermain peran, di mana peserta berperan dalam skenario kekerasan online dan bertukar pikiran tentang cara menghadapi situasi tersebut. Diskusi dan pertukaran ide menjadi inti dari acara ini dengan harapan peserta dapat menghasilkan rencana aksi konkret untuk mencegah kekerasan seksual online di komunitas mereka.
Peserta diharapkan untuk menyelesaikan pre-test, post-test, serta berpartisipasi dalam aktivitas rencana aksi untuk mendapatkan sertifikat.
Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapat untuk melindungi diri dan sesama dari ancaman kekerasan seksual online, serta menjadi agen perubahan yang aktif dalam membangun lingkungan digital yang aman dan inklusif.