Storynomics tourism merupakan salah satu usaha pemerintah untuk memulihkan sektor pariwisata. Storynomics tourism menjadi gaya baru dalam menggaet ban
Storynomics tourism merupakan salah satu usaha pemerintah untuk memulihkan sektor pariwisata. Storynomics tourism menjadi gaya baru dalam menggaet banyak wisman, dengan mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture dan menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi. Di Indonesia sendiri, terdapat banyak destinasi wisata yang memiliki nilai historis, geologis, hingga geografis yang unik dan berbeda satu sama lain. Terdapat 3 contoh destinasi Storynomics tourism di tanah air yaitu, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, sebagai salah satu daerah penghasil batu bara pada zaman penjajahan. Kemudian Candi Prambanan, Jawa Tengah yang merupakan sebuah kota kuno dengan peradaban maju dengan sistem kenegaraan. Dan yang terakhir Klinik Kopi, Yogyakarta.
Tim Studi Independen dari Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (UNDIP) turut serta mendukung program Kementrian Pariwisata dengan mengembangkan Storynomics Tourism melalui QR Code dan Augmented Reality CeritaWisata yang ada di Kawasan Wisata Sentono Gentong, Pacitan, Jawa Timur. Hal ini merupakan bentuk terobosan untuk mengembangkan kawasan wisata di Sentono Gentong melalui story atau cerita yang terkandung dalam kawasan tersebut. Sehingga pengunjung bukan hanya dapat menikmati keindahan alam tetapi juga mengetahui tentang sejarah, adat–istiadat, cerita rakyat dan lain sebagainya.
Setelah memakan waktu kurang lebih tiga bulan pengerjaan, Tim Studi Independen Ilmu Komunikasi Undip yang terdiri dari Aisya Auliya Sudrajat, M. Nur Ardi Handayat, Nashira Akhida Zahrani, Axel Gilbert, Gita Aulia, Widya Ayu Permata Sari, Yusrina Jasmine Aginsha, Sofi Endriana Prameswari, Hutari Indah Nuranti, dan Gracia Angel Mareta Putri melakukan penyerahan berupa QR Code dan Buku CeritaWisata di Kawasan Wisata Sentono Gentong yang dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten (DPRD) Pacitan Ronny Wahyono, Kepala Desa (Kades) Dadapan Ismono, dan Karang Taruna.
Tim Studi Independen dari Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (UNDIP) turut serta mendukung program Kementrian Pariwisata dengan mengembangkan Storynomics Tourism melalui QR Code dan Augmented Reality CeritaWisata yang ada di Kawasan Wisata Sentono Gentong, Pacitan, Jawa Timur. Hal ini merupakan bentuk terobosan untuk mengembangkan kawasan wisata di Sentono Gentong melalui story atau cerita yang terkandung dalam kawasan tersebut. Sehingga pengunjung bukan hanya dapat menikmati keindahan alam tetapi juga mengetahui tentang sejarah, adat–istiadat, cerita rakyat dan lain sebagainya.
Setelah memakan waktu kurang lebih tiga bulan pengerjaan, Tim Studi Independen Ilmu Komunikasi Undip yang terdiri dari Aisya Auliya Sudrajat, M. Nur Ardi Handayat, Nashira Akhida Zahrani, Axel Gilbert, Gita Aulia, Widya Ayu Permata Sari, Yusrina Jasmine Aginsha, Sofi Endriana Prameswari, Hutari Indah Nuranti, dan Gracia Angel Mareta Putri melakukan penyerahan berupa QR Code dan Buku CeritaWisata di Kawasan Wisata Sentono Gentong yang dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten (DPRD) Pacitan Ronny Wahyono, Kepala Desa (Kades) Dadapan Ismono, dan Karang Taruna.
Pembuatan Storynomics Tourism yang digagas oleh Tim Studi Independen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro tersebut disambut baik oleh stakeholder setempat. “Semoga saja dengan adanya Storynomics Tourism ini membantu wisatawan tak hanya sekadar menikmati keindahan alam Sentono Gentong, namun juga mengetahui cerita dan sejarah di baliknya” kata Kepala Desa (Kades) Dadapan Ismono, Senin (31/10/2022). Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono juga menyampaikan apresiasinya kepada Tim Studi Independen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro. “Hadirnya QR Code dan Buku Stroynomics Tourism ini saya harap wisatawan tak hanya bisa membawa kesan berupa keindahan pemandangan, namun juga bisa membawa cinderamata yang berisikan kisah-kisah seputar sejarah Sentono Gentong dengan buku ataupun website-nya.”
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan H. Turmudi juga turut mengundang Tim Studi Independen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ke kantornya untuk melihat secara langsung seperti apa penggunaan Storynomics Tourism berbasis QR Code dan Augmented Reality yang digagas oleh mahasiswa-mahasiswa semester tiga tersebut. Kepala Disparbudpora H. Turmudi memberikan apresiasi dan rasa kagumnya. “Dengan adanya QR Code ini nantinya, semoga semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Sentono Gentong karena perpaduan teknologi, sejarah, dan keindahan alamnya bisa membuat pengunjung betah berlama-lama.” ungkapnya.
Aisya Auliya Sudrajat ketua tim Studi Independen Ilmu Komunikasi Undip merasa senang mendengarkan respon-respon positif dari pemangku jabatan di Pacitan. Aisya berharap Storynomics Tourism ini tak hanya ada di Sentono Gentong saja, namun bisa dikembangkan ke berbagai kawasan-kawasan wisata lainnya yang ada di Pacitan sehingga bisa menarik minat wisatawan semakin besar untuk berkunjung ke wisata-wisata yang ada di Pacitan. Aisya mengatakan awal mulanya ia kepikiran untuk membuat Storynomics Tourism dari kecintaannya terhadap sejarah. Ia melihat banyak sejarah menarik yang berada di Pacitan, namun hanya sedikit saja masyarakat yang mengetahuinya. Harapannya, dengan diterbitkannya cerita-cerita mengenai sejarah Sentono Gentong secara digital bisa diakses dan diketahui lebih mudah oleh masyarakat di Pacitan atau bahkan seluruh Indonesia.
Studi Independen adalah program yang bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, seperti pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ini. Program Studi Independen ini diharapkan tak hanya bermanfaat sebagai wadah pengembangan diri mahasiswa, namun juga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat secara lebih luas.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan H. Turmudi juga turut mengundang Tim Studi Independen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ke kantornya untuk melihat secara langsung seperti apa penggunaan Storynomics Tourism berbasis QR Code dan Augmented Reality yang digagas oleh mahasiswa-mahasiswa semester tiga tersebut. Kepala Disparbudpora H. Turmudi memberikan apresiasi dan rasa kagumnya. “Dengan adanya QR Code ini nantinya, semoga semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Sentono Gentong karena perpaduan teknologi, sejarah, dan keindahan alamnya bisa membuat pengunjung betah berlama-lama.” ungkapnya.
Aisya Auliya Sudrajat ketua tim Studi Independen Ilmu Komunikasi Undip merasa senang mendengarkan respon-respon positif dari pemangku jabatan di Pacitan. Aisya berharap Storynomics Tourism ini tak hanya ada di Sentono Gentong saja, namun bisa dikembangkan ke berbagai kawasan-kawasan wisata lainnya yang ada di Pacitan sehingga bisa menarik minat wisatawan semakin besar untuk berkunjung ke wisata-wisata yang ada di Pacitan. Aisya mengatakan awal mulanya ia kepikiran untuk membuat Storynomics Tourism dari kecintaannya terhadap sejarah. Ia melihat banyak sejarah menarik yang berada di Pacitan, namun hanya sedikit saja masyarakat yang mengetahuinya. Harapannya, dengan diterbitkannya cerita-cerita mengenai sejarah Sentono Gentong secara digital bisa diakses dan diketahui lebih mudah oleh masyarakat di Pacitan atau bahkan seluruh Indonesia.
Studi Independen adalah program yang bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, seperti pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ini. Program Studi Independen ini diharapkan tak hanya bermanfaat sebagai wadah pengembangan diri mahasiswa, namun juga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat secara lebih luas.
Studi Independen merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim yang dikenal dengan “Merdeka Belajar – Kampus Merdeka”. Program Studi Independen ini cukup diminati oleh mahasiswa karena bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahui minat dan bakatnya. “Awalnya saya hanya diajak oleh teman saya, tapi setelah coba ngikuti programnya ternyata bermanfaat juga. Saya jadi tahu minat saya sekarang di bidang apa dan semakin semangat untuk mengasahnya.” ujar Gita Aulia mahasiswa semester tiga anggota Studi Independen Ilmu Komunikasi Undip.