Tingkatkan Peluang Usaha, Mahasiswa KKN-T UNDIP Tim-99 Hadirkan Inovasi Ecoblock (Paving Block dari Sampah Plastik) sebagai Sarana Ekstensifikasi Bisnis BUMDes

Avatar photo

- Editorial Team

Rabu, 16 Juli 2025 - 17:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto bersama Mahasiswa KKN-T Undip Tim 99 dengan Bapak Bayan dusun 4 sebagai perwakilan dari Desa Gentan dalam prosesi pembuatan Ecoblock.

Foto bersama Mahasiswa KKN-T Undip Tim 99 dengan Bapak Bayan dusun 4 sebagai perwakilan dari Desa Gentan dalam prosesi pembuatan Ecoblock.

JATENG.NET, SUKOHARJO — Desa Gentan, yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, kembali menunjukkan semangatnya dalam mengembangkan potensi lokal melalui pendekatan kolaboratif antara masyarakat dan dunia pendidikan. Kali ini, desa tersebut menjadi lokasi pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro tahun 2025 oleh Tim 99.

Melalui inisiatif yang fokus pada pengelolaan limbah plastik, mahasiswa bersama BUMDes Dadi Mukti memperkenalkan Ecoblock, sebuah inovasi berupa paving block berbahan dasar sampah plastik yang diolah secara sederhana namun efisien. Program ini bertujuan tidak hanya untuk mengatasi persoalan lingkungan, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memperluas lini usaha BUMDes dan menciptakan nilai tambah ekonomi berbasis sumber daya lokal.

Gagasan tersebut lahir dari hasil pengamatan langsung mahasiswa terhadap permasalahan sampah yang masih menjadi tantangan di lingkungan pedesaan. Di sisi lain, kebutuhan akan material bangunan seperti paving block cukup tinggi seiring dengan geliat pembangunan infrastruktur desa.

Melalui pendekatan partisipatif, mahasiswa memperkenalkan metode pembuatan paving block dengan bahan dasar plastik yang dikombinasikan dengan pasir dan oli bekas, kemudian dicetak menggunakan alat manual yang sederhana dan mudah dioperasikan. Inovasi ini sengaja dirancang agar dapat diaplikasikan oleh warga dengan modal terbatas, namun tetap menghasilkan produk berkualitas yang layak pakai dan bernilai jual.

Sekretaris BUMDes Dadi Mukti, Bapak Hartanto, menyatakan bahwa langkah ini merupakan terobosan penting bagi Desa Gentan dalam mengembangkan sektor usaha yang sebelumnya belum tersentuh.

“Kami melihat ini sebagai peluang. Daripada sampah plastik terus jadi masalah, lebih baik kita ubah jadi produk yang bisa dipakai dan dijual. Ini bisa jadi lini usaha baru BUMDes yang berkelanjutan,” ujarnya dengan optimis.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa tidak hanya terlibat dalam proses produksi, tetapi juga memberikan pelatihan menyeluruh kepada warga dan pengurus BUMDes. Materi pelatihan meliputi teknik pengolahan sampah plastik, pencampuran material, teknik pencetakan, serta pengujian kekuatan produk akhir.

Bahkan warga juga diajak mengenal dasar-dasar kewirausahaan, mulai dari manajemen produksi skala kecil, pengemasan, hingga perencanaan distribusi. Salah satu warga, Pak Andi Setiyawan, mengaku bahwa kegiatan ini membuka pandangannya bahwa limbah rumah tangga seperti plastik ternyata bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat, bahkan bisa menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar.

Untuk memperkuat landasan bisnis, mahasiswa juga menyusun kajian kelayakan yang mencakup analisis SWOT dan strategi pemasaran berbasis STP (Segmentation, Targeting, Positioning). Dari sisi kekuatan, Gentan memiliki ketersediaan bahan baku limbah plastik yang melimpah serta dukungan masyarakat yang mulai sadar pentingnya pengelolaan sampah.

Baca Juga:  Mahasiswa KKNT SDGs UNDIP Kumpulkan Aspirasi Masyarakat Desa Purworejo Demak melalui Kegiatan Survei 

Namun, beberapa kelemahan yang perlu segera ditangani adalah minimnya alat pendukung produksi dan keterbatasan pengalaman warga dalam menjalankan usaha berbasis daur ulang. Peluang tetap terbuka lebar, terutama di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan serta kebutuhan desa-desa lain akan bahan bangunan murah namun berkualitas. Tantangan terbesar adalah fluktuasi harga material tambahan dan keberlangsungan pasokan plastik bersih yang layak untuk diolah.

Strategi pemasaran yang disusun memposisikan Ecoblock sebagai produk lokal yang memiliki keunggulan dari sisi harga, daya tahan, serta nilai lingkungan. Pasar yang ditargetkan mencakup proyek-proyek pembangunan desa, perumahan warga, dan sektor UMKM konstruksi di sekitar Sukoharjo dan Solo Raya. Branding produk dikembangkan dengan menonjolkan aspek keberlanjutan, inovasi, serta keterlibatan masyarakat dalam proses produksinya.

Untuk memastikan program ini dapat terus berjalan setelah masa KKN berakhir, mahasiswa menyusun blueprint dan roadmap bisnis yang disesuaikan dengan kapasitas dan potensi lokal. Dokumen blueprint dan roadmap ini berisi perencanaan jangka pendek hingga jangka panjang, termasuk proyeksi produksi, manajemen keuangan, skema kerja tim BUMDes, dan strategi kemitraan dengan pihak luar seperti pengepul sampah, pelaku UMKM, maupun instansi pemerintah.

Moch Abdul Rafi Firmansyah, salah satu mahasiswa yang terlibat, menyampaikan bahwa pendekatan yang diambil timnya lebih dari sekadar proyek lingkungan, tetapi merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.

“Kami ingin masyarakat Gentan melihat bahwa permasalahan seperti sampah plastik bisa menjadi sumber penghidupan. Lewat pelatihan dan panduan bisnis yang kami siapkan, kami harap ini bisa terus berjalan bahkan setelah kami kembali,” ujarnya.

Inisiatif pengembangan Ecoblock ini pada akhirnya menjadi simbol dari pergeseran cara pandang desa dalam menghadapi persoalan lingkungan sekaligus kebutuhan ekonomi. Tidak hanya menyasar manfaat jangka pendek, tetapi juga menyiapkan model bisnis desa yang tangguh dan adaptif. Melalui peran aktif BUMDes sebagai pusat pengelolaan usaha dan jembatan dengan pasar, Desa Gentan kini berada pada jalur yang menjanjikan untuk membangun identitasnya sebagai desa yang mandiri, kreatif, dan ramah lingkungan. Sampah plastik yang dulunya hanya menjadi masalah, kini disulap menjadi sumber daya yang memutar roda ekonomi baru menjadi bukti nyata bahwa perubahan besar bisa bermula dari desa kecil yang mau bergerak dan berinovasi.

Follow WhatsApp Channel www.jateng.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

KKN Ungaran Timur Lepas 15.000 Bibit Ikan Nila dan Tanam Bibit Pohon di Kolam Retensi Susukan
Mahasiswa KKN-T Undip Gagas Inovasi Sterilisasi untuk Perkuat UMKM Lokal Melalui Program PMM Kemdiktisaintek 2025
Mahasiswa KKN-T UNDIP Edukasi UMKM Langensari soal Pentingnya Sertifikasi Halal dan Waspada Modus Scam
Mahasiswa KKN Tematik Upgris 2025 Dukung UMKM Lewat Pelatihan NIB dan Sertifikasi Halal
Mahasiswa Undip Dorong Pemanfaatan Lahan Kosong untuk Penanaman Sayuran Sebagai Upaya Menjaga Ketahanan Pangan Pada Lingkup Rumah Tangga di Kelurahan Langensari Ungaran Barat, Kabupaten Semarang melalui Program PMM Kemdiktisaintek 2025
Mahasiswa KKN Tematik UPGRIS Dukung Program Posyandu untuk Kesehatan Ibu dan Anak
Akuavertikultur Hadir di Tengah Masyarakat: Pelatihan Penyemaian Tanaman di Mangkang Kulon
Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 45 Ciptakan Tempat Sampah Kreatif dari Galon Bekas di SDN 1 Karangsari
Berita ini 52 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 27 September 2025 - 21:47 WIB

KKN Ungaran Timur Lepas 15.000 Bibit Ikan Nila dan Tanam Bibit Pohon di Kolam Retensi Susukan

Sabtu, 27 September 2025 - 17:22 WIB

Mahasiswa KKN-T Undip Gagas Inovasi Sterilisasi untuk Perkuat UMKM Lokal Melalui Program PMM Kemdiktisaintek 2025

Jumat, 26 September 2025 - 20:30 WIB

Mahasiswa KKN-T UNDIP Edukasi UMKM Langensari soal Pentingnya Sertifikasi Halal dan Waspada Modus Scam

Rabu, 24 September 2025 - 14:53 WIB

Mahasiswa KKN Tematik Upgris 2025 Dukung UMKM Lewat Pelatihan NIB dan Sertifikasi Halal

Rabu, 24 September 2025 - 14:41 WIB

Mahasiswa Undip Dorong Pemanfaatan Lahan Kosong untuk Penanaman Sayuran Sebagai Upaya Menjaga Ketahanan Pangan Pada Lingkup Rumah Tangga di Kelurahan Langensari Ungaran Barat, Kabupaten Semarang melalui Program PMM Kemdiktisaintek 2025

Berita Terbaru