JATENG.NET, KENDAL — Siapa sangka, plastik kresek yang terlihat sepele ternyata bisa menjadi beban tersembunyi bagi pelaku usaha kecil? Hal inilah yang menjadi perhatian mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) dalam program pengabdian masyarakat di Dusun Kalikesek, Desa Sriwulan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal pada Selasa (22/07/2025).
Dalam kegiatan bertajuk “Pendampingan dan Edukasi Perhitungan Penghematan Biaya Operasional UMKM melalui Pengurangan Penggunaan Plastik sebagai Kantong Belanja”, salah satu anggota kelompok KKN-T Tim 13 Dusun Kalikesek, Maulida Ayu mengajak pelaku UMKM melihat ulang kebiasaan memberikan plastik gratis kepada setiap pelanggan.
Kebiasaan ini, meski tidak tampak membebani secara langsung, ternyata terus-menerus menggerus keuntungan usaha jika diakumulasi dalam jangka panjang.
Berbeda dari pendekatan sekadar mengimbau, mahasiswa UNDIP memilih metode edukasi partisipatif. Pelaku UMKM tidak hanya diberi informasi, tapi diajak menghitung sendiri seberapa besar pengeluaran untuk plastik dalam sebulan, dan seberapa banyak yang bisa dihemat bila sebagian pelanggan membawa tas belanja sendiri.
Dengan menggunakan template Excell sederhana, simulasi dilakukan bersama di lapangan. Pelaku usaha cukup mengisi jumlah transaksi harian, harga plastik, dan hari buka dalam sebulan dan hasilnya langsung menunjukkan estimasi biaya plastik selama ini.
“Awalnya saya pikir nggak seberapa, ternyata setelah dihitung, ya lumayan juga dengan nominal tersebut sebenarnya bisa digunakan untuk keperluan lain seperti Listrik atau yang lainnya,” ungkap Laila salah satu pemilik warung yang mengikuti pendampingan.
Program ini tidak berhenti pada simulasi angka. Mahasiswa juga membagikan poster edukasi “Bawa Tas Belanja Sendiri” yang dipasang di depan warung sebagai pengingat bagi pelanggan. Langkah kecil ini diharapkan berdampak cukup besar.
Beberapa pelanggan dihimbau mulai membawa tas sendiri, dan pelaku usaha pun mulai terbiasa tidak lagi otomatis memberikan plastik. Perubahan kebiasaan ini memang tidak bisa langsung berubah karena didorong oleh pemahaman baru yang muncul dari pengalaman menghitung sendiri biaya yang selama ini tidak diperhatikan, namun diharapkan berlangsung alami, tanpa paksaan,
Program ini bertujuan menciptakan kesadaran ganda: pertama, bahwa UMKM bisa menghemat biaya operasional melalui Pengurangan Penggunaan Plastik sebagai Kantong Belanja; dan kedua, bahwa pengurangan plastik juga berdampak baik bagi lingkungan sekitar menuju Zero Waste. Hal ini sangat relevan, terutama di wilayah seperti Kalikesek yang memiliki potensi wisata alam.
Dengan mengurangi plastik sekali pakai, UMKM turut menjaga keasrian lingkungan dan memperbaiki citra dusun sebagai tempat yang bersih dan sadar lingkungan.
Program ini menjadi contoh bagaimana mahasiswa dapat memberikan dampak nyata dengan alat bantu yang praktis dan mudah diterapkan. Pendekatan berbasis data dan simulasi riil terbukti lebih membekas dibandingkan imbauan lisan semata.
Dusun Kalikesek kini punya bekal baru: bukan hanya soal membawa tas sendiri, tapi tentang menyadari bahwa setiap keputusan kecil dalam usaha bisa berdampak besar terhadap keuntungan dan lingkungan.
Dari Kalikesek, langkah kecil dimulai. Semoga jadi inspirasi besar bagi dusun-dusun lain yang ingin untung lebih, sampah lebih sedikit, dan usaha yang makin berkelanjutan.











