JATENG.NET, DEMAK – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Tim 119 Universitas Diponegoro menggelar Act Creative Health Program (ACHP) pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Program ini menyasar siswa kelas 6 SDN Sriwulan 1 dan SDN Purwosari 1 dengan tujuan membekali pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan bencana melalui pendekatan kreatif dan menyenangkan.
Kegiatan ini menjadi sangat relevan mengingat wilayah Sayung kerap dilanda bencana banjir rob. Kondisi geografis yang berada di pesisir dengan ketinggian tanah rendah membuat air laut mudah meluap ke daratan, terutama saat pasang tinggi. Dampak rob tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Karena itu, pembekalan sejak dini kepada anak-anak sekolah dasar—sebagai generasi muda yang kelak akan menjadi penentu masa depan—menjadi langkah strategis yang perlu terus dilakukan.

Pelaksanaan ACHP turut didukung kehadiran profesor asal Jepang: Prof. Aya Goto (Harvard T.H. Chan School of Public Health, USA, dan Fukushima Medical University, Japan), Prof. Chihaya Koriyama (Kagoshima University, Japan), serta Prof. Satoko Okabe (Koriyama Women’s University, Japan), yang datang untuk mengamati kegiatan dan memberi masukan.
Sebanyak 102 siswa mengikuti beberapa sesi interaktif yang dimulai dari sesi perkenalan dan dilanjutkan dengan pemanasan melalui permainan “Chicken” dan “Mirrors” untuk membangun keakraban sekaligus melatih konsentrasi, siswa dibagi ke dalam kelompok kecil.
Masing-masing kelompok diminta membuat gambar bertema kesiapsiagaan bencana, dengan pilihan topik seperti jenis bencana, penyebab, dampak terhadap kesehatan fisik maupun mental, atau langkah pencegahannya. Hasil karya tersebut kemudian dipresentasikan tanpa penjelasan verbal, melainkan melalui aksi peragaan, sehingga kelompok lain dapat menebak topik yang disampaikan.
Di penghujung kegiatan, sesi ditutup dengan penyampaian kesimpulan bersama sebagai penguatan pesan edukasi yang telah diberikan.
Wali kelas 6 SDN Sriwulan 1, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan pandangannya. “Program seperti ini memang dibutuhkan anak-anak, edukasi bencana yang dikemas dalam bentuk permainan dapat melatih kreativitas sekaligus meningkatkan pengetahuan mereka,” ujarnya.
Melalui metode yang memadukan pembelajaran dan permainan, ACHP diharapkan dapat menanamkan kesadaran kesiapsiagaan bencana sejak dini. Tidak hanya memberikan informasi, program ini juga mendorong siswa untuk aktif berpikir kritis, bekerja sama dalam tim, percaya diri, dan mengasah keterampilan komunikasi mereka.
Melalui metode belajar sambil bermain, ACHP diharapkan menanamkan kesadaran kesiapsiagaan bencana sejak dini. Mahasiswa KKN UNDIP berharap para siswa menjadi agen perubahan yang menyebarkan pengetahuan tersebut ke keluarga dan masyarakat.











