JATENG.NET, DEMAK – Mahasiswa KKN-T 164 UNDIP menggelar kegiatan kreatif pembuatan lilin aromaterapi bersama siswa SD kelas 5 di Desa Loireng, Kecamatan Sayung, pada Jum’at, 25 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi salah satu program kerja yang bertujuan meningkatkan kreativitas siswa-siswi sekaligus memperkenalkan keterampilan baru yang dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Minyak jelantah menjadi bahan utama dalam pembuatan lilin aromaterapi ini. Minyak ini merupakan sisa minyak goreng rumah tangga yang kerap dibuang sembarangan ke saluran air oleh masyarakat. Padahal, tanpa pengolahan yang tepat, minyak ini dapat menjadi penyebab pencemaran lingkungan dan merusak ekosistem.
Melalui pendekatan kreatif dan menyenangkan, mahasiswa KKN-T 164 Undip mengenalkan inovasi sederhana pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi ke anak-anak SD Desa Loireng. Lilin ini dibuat dari campuran minyak jelantah, stearic acid, dan minyak esensial yang menghasilkan aroma menenangkan.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teori saja, tetapi juga ikut mempraktikkan langsug dalam pembuatan lilin aromaterapi. Langkah-langkahnya pun mudah untuk ditiru oleh anak-anak. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan lilin aromaterapi menggunakan minyak jelantah.
- Saring minyak jelantah, lalu jernihkan dengan arang aktif.
- Rendam minyak selama 24 jam, lalu saring kembali.
- Campurkan stearic acid dan minyak jelantah dengan perbandingan 1:1.
- Panaskan campuran tersebut, aduk hingga seluruh bahan mencair sempurna.
- Tambahkan pewarna lilin dan essential oil sesuai selera, lalu aduk hingga merata.
- Siapkan wadah dan ikat sumbu lilin menggunakan stik agar tetap berada di tengah.
- Tuangkan cairan lilin ke dalam wadah, dan biarkan hingga mengeras.
- Setelah dingin dan padat, lilin aromaterapi siap digunakan.
Selama proses berlangsung, mahasiswa KKN mendampingi setiap kelompok untuk memastikan keamanan dan membantu jika ada kesulitan teknis. Suasana kelas dipenuhi tawa dan rasa penasaran ketika para siswa melihat lilin yang mulai mengeras dan membentuk hasil sesuai kreativitas mereka.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya mendapatkan pengalaman baru, tetapi juga memahami bahwa keterampilan sederhana seperti ini bisa menjadi bekal di masa depan,” ujar Akbar Arsyadani, Ketua KKNT UNDIP 164.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa edukasi lingkungan dan keterampilan kreatif dapat dikemas secara menyenangkan. Harapannya, pengalaman ini akan menginspirasi anak-anak Desa Loireng untuk terus berkreasi dan memanfaatkan keterampilan yang mereka pelajari.











