Kebersihan Kantin Kampus: Tanggung Jawab Bersama, Bukan Sekadar Petugas

Avatar photo

- Editorial Team

Senin, 13 Oktober 2025 - 12:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meja kantin di FISIP Undip terlihat kotor dan penuh dengan sisa makanan, bungkus plastik, tisu, dan gelas sekali pakai setelah ditinggalkan pengunjung. Kondisi ini mencerminkan kurangnya kesadaran mahasiswa untuk membersihkan meja setelah makan, menciptakan siklus ketidakpedulian yang mengganggu kenyamanan bersama.

Meja kantin di FISIP Undip terlihat kotor dan penuh dengan sisa makanan, bungkus plastik, tisu, dan gelas sekali pakai setelah ditinggalkan pengunjung. Kondisi ini mencerminkan kurangnya kesadaran mahasiswa untuk membersihkan meja setelah makan, menciptakan siklus ketidakpedulian yang mengganggu kenyamanan bersama.

JATENG.NET, SEMARANG — Kantin di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) seharusnya jadi ruang yang nyaman buat makan, ngobrol, dan istirahat. Nyatanya kenyataannya jauh dari ideal. Sering terlihat meja penuh sisa makanan, bungkus plastik, tisu, dan gelas sekali pakai, terutama saat jam peralihan antara kelas. Banyak mahasiswa yang langsung pergi setelah makan tanpa membersihkan sisa yang mereka tinggalkan sehingga meja tetap kotor untuk pengguna berikutnya.

Sikap bukan tugas saya terhadap kebersihan masih kuat di sebagian orang. Mereka berpikir membuang sampah itu kerjaan petugas kebersihan, bukan urusan pengunjung. Padahal kantin yang kotor bukan cuma mengganggu kenyamanan tetapi juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Sisa makan yang dibiarkan bisa menarik serangga dan jadi sumber bakteri. Lingkungan yang tak terawat juga memberi kesan buruk bagi tamu, dosen, dan calon mahasiswa yang datang ke kampus.

Masalah kebersihan kantin muncul dari dua sumber utama yaitu perilaku pengunjung dan sistem pengelolaan kebersihan yang belum optimal. Dari sisi sumber daya manusia petugas kebersihan sudah bekerja rutin. Namun karena keterbatasan waktu dan jumlah tenaga pembersihan tidak selalu menyentuh semua meja apalagi saat sampah menumpuk cepat dalam jam sibuk. Petugas jadi bekerja terburu buru dan beberapa area tetap kotor karena pembersihan yang terbatas.

Tumpukan sampah dan sisa makanan yang ditinggalkan di salah satu meja kantin FISIP Undip.

Dari sisi pengunjung kurangnya kesadaran bertanggung jawab membuat keadaan makin susah. Banyak mahasiswa tahu seharusnya membuang sampah tapi tidak melakukan. Ketika satu meja dibiarkan kotor orang berikutnya cenderung menganggap itu bukan urusannya sehingga muncul siklus ketidakpedulian. Selain itu letak tempat sampah yang jauh atau tidak terlihat jelas membuat orang malas berjalan jauh hanya untuk membuang bungkusannya. Ini masalah sederhana tapi berdampak besar bagi kebersihan bersama.

Solusi praktis sebenarnya ada banyak dan bisa langsung dilakukan. Penataan ulang tempat sampah penting agar lokasi mudah dijangkau misalnya dekat pintu keluar dan di setiap sudut area makan. Menyesuaikan jadwal pembersihan dengan jam kuliah dan menambah frekuensi pembersihan pada jam istirahat juga akan membantu mencegah penumpukan sampah. Pemasangan poster pengingat yang sederhana dan jelas serta kampanye singkat di media sosial kampus dapat menumbuhkan kesadaran tanpa terlihat menggurui.

Pendidikan dan keterlibatan mahasiswa menjadi kunci perubahan. Kampus bisa mengadakan program relawan bersih bersama lomba kelas terbersih atau kegiatan Jaga Kantin Kita yang melibatkan organisasi mahasiswa. Kegiatan seperti ini bukan hanya memperbaiki kondisi fisik tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki. Jika mahasiswa merasa kantin adalah milik bersama mereka akan lebih termotivasi untuk menjaga dan merawatnya.

Selain itu kampus dapat menyediakan alat pembersih sederhana seperti lap dan tisu basah di beberapa titik agar mahasiswa bisa membersihkan meja jika diperlukan. Penyediaan fasilitas kecil ini memberi kemudahan sehingga alasan tidak ada alat tidak lagi menjadi halangan. Kampus juga bisa merancang pengaturan tempat duduk dan jalur lalu lintas yang membuat pembuangan sampah menjadi lebih mudah dan alami bagi pengunjung.

Penegakan aturan tetap perlu tetapi harus dilakukan secara bijak. Sanksi ringan seperti teguran atau kewajiban mengikuti kegiatan bersih bersama bisa diberlakukan bagi mereka yang berulang kali membuang sampah sembarangan. Namun sanksi saja tidak cukup. Perubahan sikap akan bertahan lama jika disertai edukasi dan contoh perilaku positif dari berbagai pihak termasuk dosen dan staf. Disiplin yang lahir dari kesadaran pribadi lebih kuat daripada disiplin karena takut dihukum.

Baca Juga:  Cegah Nyamuk Penyebab DBD! Mahasiswa KKN UNDIP Laksanakan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bersama Kader Jumantik Desa Pakumbulan

Kebersihan kantin juga berhubungan langsung dengan citra kampus. Kantin yang rapi dan bersih menunjukkan bahwa civitas akademika disiplin peduli dan beretika. Kondisi ini penting saat kampus menerima tamu dosen tamu atau calon mahasiswa. Sebaliknya area makan yang kotor dapat menurunkan penilaian orang terhadap kualitas lingkungan kampus meskipun kualitas akademik baik sekalipun.

Konteks sosial yang lebih luas perlu dipahami. Indonesia merupakan negara multikultural dengan struktur sosial yang kompleks sehingga pendekatan represif saja sering tidak efektif. Pendekatan persuasif yang mengedepankan nilai moral etika dan gotong royong lebih sesuai. Mengingatkan satu sama lain secara santun dan menggalakkan kerja sama akan menciptakan harmoni sosial serta meningkatkan kepedulian antar warga kampus.

Perubahan kecil tapi konsisten memberi dampak besar. Beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan segera meliputi menambah tempat sampah di titik strategis menyediakan alat pembersih di beberapa lokasi membuat jadwal relawan mahasiswa pada jam sibuk dan menggelar kegiatan bersih bersama rutin misalnya seminggu sekali. Kampus juga dapat membuat poster yang menarik dan pesan singkat di media sosial yang mudah diingat. Langkah langkah kecil ini akan membantu menumbuhkan kebiasaan baru jika dijalankan secara konsisten.

Masalah kebersihan yang terus dibiarkan juga berdampak jangka panjang. Selain mengurangi kenyamanan tumpukan sampah dapat menimbulkan bau tidak sedap dan menarik hama seperti lalat atau kecoa yang berpotensi menyebarkan kuman. Kondisi ini memaksa petugas kebersihan bekerja ekstra dan sering memakan waktu lebih lama dari yang seharusnya. Jika fasilitas terus terlihat tidak tertata risiko citra kampus menjadi kurang baik pun meningkat.

Ada beberapa contoh program efektif di kampus lain yang bisa diadaptasi. Program sukarelawan bersama organisasi mahasiswa mampu menumbuhkan kebiasaan dan rasa tanggung jawab. Selain itu transparansi data mengenai frekuensi pembersihan dan jumlah sampah yang berkurang setiap bulan memberi umpan balik nyata kepada warga kampus. Program edukasi singkat saat orientasi mahasiswa baru dan penyuluhan rutin juga membantu membentuk kebiasaan sejak awal.

Peran komunitas sangat penting. Ajak organisasi mahasiswa himpunan jurusan dan pengurus UKM untuk memberi contoh perilaku baik. Dosen dan staf pun harus menjadi teladan. Mengingatkan teman dengan cara sopan dan santun lebih efektif daripada mencemooh. Budaya saling mengingatkan dan gotong royong akan menguatkan ikatan sosial dan mempercepat perubahan menuju kebersihan bersama.

Kini saatnya bertindak nyata. Mulai dari hal kecil hari ini seperti memastikan sampah dibuang ke tempatnya dan meja ditinggalkan lebih rapi. Dengan komitmen bersama kantin FISIP Undip bisa jadi ruang publik bersih nyaman dan membanggakan bagi civitas akademika. Langkah kecil seperti menyediakan tempat sampah tambahan poster kreatif dan jadwal relawan sederhana dapat segera diterapkan tanpa anggaran besar namun memberi dampak nyata dalam jangka pendek dan berkelanjutan.

Penulis: Kenisha Poety Maleeka

Follow WhatsApp Channel www.jateng.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Inovasi Mahasiswa KKN UPGRIS, Ubah Limbah Botol Plastik Jadi Meja dan Kursi Ramah Lingkungan
Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 37 Gelar Sosialisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Sampah di Desa Tlogo
KKN UPGRIS Kelompok 37 Inovasikan Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi Ramah Lingkungan di Desa Tlogo
Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 37 Sosialisasikan Bank Sampah Plastik Menuju Desa Tlogo Ramah Lingkungan
Mahasiswa KKN UPGRIS Ajak Warga Olah Limbah Minyak Jadi Lilin Aromaterapi
Gerak Cepat Mahasiswa KKN UPGRIS Hadirkan Program ‘Asap Sehat’ Fogging di Dusun Krajan, Lawan DBD Tuntas!
Mahasiswa KKN Kelompok 32 Randugunting Galakkan Penghijauan Lewat Pembagian Bibit
Meriah! Expo KKN UPGRIS “Bergas Berbudaya” Sukses Digelar di RTH Bergas
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 14 Oktober 2025 - 13:18 WIB

Inovasi Mahasiswa KKN UPGRIS, Ubah Limbah Botol Plastik Jadi Meja dan Kursi Ramah Lingkungan

Selasa, 14 Oktober 2025 - 13:14 WIB

Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 37 Gelar Sosialisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah Sampah di Desa Tlogo

Selasa, 14 Oktober 2025 - 13:12 WIB

KKN UPGRIS Kelompok 37 Inovasikan Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi Ramah Lingkungan di Desa Tlogo

Selasa, 14 Oktober 2025 - 13:10 WIB

Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 37 Sosialisasikan Bank Sampah Plastik Menuju Desa Tlogo Ramah Lingkungan

Selasa, 14 Oktober 2025 - 10:31 WIB

Mahasiswa KKN UPGRIS Ajak Warga Olah Limbah Minyak Jadi Lilin Aromaterapi

Berita Terbaru