JATENG.NET, PEKALONGAN — Sampah organik rumah tangga kerap dipandang sebelah mata. Namun di tangan Abib Fajri, mahasiswa Program Studi Agribisnis Universitas Diponegoro, limbah sayuran justru disulap menjadi solusi bagi perbaikan kualitas air kolam lele. Program ini dilaksanakan pada Sabtu, 19 Juli 2025, di rumah Bapak Misbah, warga Desa Rembun, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro tahun 2025 yang mengusung semangat inovasi berbasis potensi lokal dan kebutuhan masyarakat. Melalui sosialisasi dan praktik langsung, Abib memperkenalkan pemanfaatan limbah sayur sisa dapur menjadi cairan eco enzym—produk hasil fermentasi organik yang dikenal mampu memperbaiki kualitas air secara alami.
Eco enzym yang dibuat berasal dari sayur yang telah mengalami pembusukan, EM 4, molase, dan air yang difermentasi selama beberapa minggu. Dalam penjelasannya kepada warga, Abib menyampaikan bahwa penggunaan eco enzym dapat membantu mengurangi kadar amonia dan bau tak sedap di kolam lele, sekaligus menjaga kesehatan ikan agar lebih optimal dalam pertumbuhan.
“Selama ini, banyak limbah dapur seperti kulit bawang, daun kol, dan batang sawi dibuang begitu saja. Padahal, itu semua bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar eco enzym yang berguna untuk perikanan dan lingkungan,” jelas Abib saat kegiatan berlangsung.
Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari warga sekitar. Bapak Misbah, sebagai pemilik kolam lele, mengaku senang karena air kolamnya yang biasanya cepat keruh, kini terlihat lebih jernih dan tidak berbau menyengat setelah diberi larutan eco enzym.
Selain aspek lingkungan dan perikanan, Abib juga mendorong warga agar eco enzym ini dikembangkan sebagai produk ramah lingkungan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya, seperti cairan pembersih alami dan pengusir serangga.
Melalui kegiatan KKN ini, Abib berharap masyarakat dapat lebih sadar akan potensi yang ada di sekitar mereka. “Sampah bukan hanya limbah, tapi peluang. Jika diolah dengan baik, bisa menjadi solusi untuk banyak persoalan,” ujarnya.
Program ini menjadi bukti bahwa pendekatan ilmiah tidak harus rumit. Dengan sentuhan sederhana dan partisipasi warga, inovasi berbasis lingkungan dapat lahir dari dapur rumah sendiri. Universitas Diponegoro melalui mahasiswa KKN-nya terus mendorong hadirnya program-program nyata yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Penulis: Abib Fajri (23020322140083, Agribisnis)
Dikoordinasi oleh: Abib Fajri dan Bapak Misbah
Di bawah Bimbingan:
1. Riris Tiani, S.S,M.Hum.
2. Fajrul Falah, S.Hum,M.Hum.
3. Dr. Nailul Fauziyah, S.Psi., M.Psi., Psikolog











