JATENG.NET, SEMARANG – Program sertifikasi halal sering kali menjadi tantangan besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama karena biaya dan prosesnya yang dianggap rumit. Namun, bagi para pedagang di Car Free Day (CFD) Sikatak, kini ada solusi nyata. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) IDBU 22 Universitas Diponegoro (UNDIP) turun tangan untuk membantu mereka dalam proses sertifikasi halal secara gratis.
Inisiatif ini sejalan dengan arahan Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., yang ingin mendorong kepercayaan konsumen terhadap produk lokal dengan memastikan kehalalan bahan-bahan yang digunakan.
Salah satu UMKM yang sangat antusias dengan program ini adalah Takoyaki Takochin, yang baru sekitar 6-7 kali berjualan di CFD Sikatak. Pemiliknya merasa sangat terbantu. “Kami bisnis makanan, dan mayoritas penduduk Indonesia itu kan muslim. Jadi adanya program sertifikasi halal sangat menunjang kredibilitas dan performa bisnis kami kedepannya,” ungkapnya. Menurut pedagang, prosesnya cukup mudah karena bahan-bahan yang dipakai, seperti tepung, sayuran, dan topping, sudah jelas asal-usulnya.
Saat ini, Takoyaki Takochin sudah memasuki tahap pendataan administratif dan menunggu tindak lanjut dari Kementerian Agama. Kegiatan observasi, monitoring dan kontrol dilakukan secara bertahap dimulai sejak akhir Juli 2025 hingga proses sertifikat halal turun. Tim KKN yang menggarap program kerja halalisasi terdiri dari enam orang, Rino Fransuella (Hukum), Refa Ega (Peternakan), Nur Aisah (Biologi), Aurora Fara (Biologi), Ryannanda Augusta Budi Dewangga (Hukum), dan Sekar Irmasari (Teknologi Pangan).
Mereka sudah mendatangi lapak yang terdaftar sebagai tenant yang akan diajukan untuk sertfikasi halal. Rino Fransuella, mahasiswa dari Jurusan Hukum, menjelaskan bahwa timnya menargetkan 24-25 pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikasi. “Sejauh ini, kami sudah mendekati lebih dari 50 pelaku usaha, dan sekitar 30 di antaranya menyatakan minat untuk dihalalkan,” jelas Rino. Proses verifikasi ini masih terus berjalan.

Meski demikian, ada beberapa tantangan yang dihadapi tim mahasiswa. Rino menyebutkan beberapa UMKM masih menggunakan produk yang belum bersertifikasi halal. Sementara itu, Refa Ega dari Jurusan Peternakan menambahkan, “Kendala yang saya alami adalah pelaku usaha menunda-nunda saat diminta memberikan informasi.”
Upaya mahasiswa ini mendapat sambutan baik dari Rais Nur Latifah, dosen UIN Walisongo yang bertindak sebagai pendamping tim halal. “Saya sangat bangga karena teman-teman KKN sudah berinisiatif menjalankan program halalisasi yang sejalan dengan program BPJPH,” ujarnya. Ia menegaskan, sertifikasi halal sangat penting agar konsumen merasa bahagia, aman, nyaman, dan percaya terhadap produk yang dibeli.
Dengan proker halalisasi ini, mahasiswa KKN IDBU 22 UNDIP tidak hanya membantu pelaku UMKM secara praktis, tetapi juga turut serta dalam menciptakan kepercayaan masyarakat. Harapannya, langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi UMKM, sehingga produk lokal semakin berkualitas dan terpercaya.











