Posyandu Jurang Blimbing Tanamkan Literasi Kesehatan untuk Cegah Hipertensi dan Diabetes Oleh Mahasiswa KKNT IDBU TIM 22 Universitas Diponegoro
Semarang – Posyandu RW 04 di Kampung Jurang Blimbing, Semarang, berhasil menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Melalui program edukasi kesehatan yang interaktif, posyandu ini sukses meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dewasa dan lansia.
Kegiatan yang baru-baru ini diselenggarakan di Posyandu RW 04 ini berangkat dari keprihatinan atas rendahnya pengetahuan masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil skrining kesehatan awal yang menunjukkan angka tekanan darah dan gula darah tinggi pada sebagian besar peserta. Kurangnya kepedulian ini menjadi hambatan utama dalam penanganan PTM di tingkat komunitas. Hal ini juga melihat bahwa PTM menjadi tantangan dunia dan Indonesia. Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes melitus (DM) terus menunjukkan peningkatan prevalensi, terutama di kalangan usia dewasa dan lansia. Data dari berbagai studi kesehatan menunjukkan bahwa PTM menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas global. Di Indonesia, PTM juga menjadi beban kesehatan yang serius. Menurut WHO, hipertensi dikatakan sebagai “silent killer” yang artinya suatu penyakit tanpa gejala dan akan terus meningkat. Di Provinsi Jawa Tengah tahun 2023, kasus hipertensi sebesar 72% dengan posisi Penyakit Tidak Menular tertinggi di Jawa Tengah. Sedangkan penyakit Diabetes Mellitus menurut WHO, diabetes merupakan penyakit kronis yang muncul ketika pankreas tidak mampu menghasilkan insulin dalam jumlah yang memadai atau ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin secara optimal. Pada tahun 2021, diabetes beserta komplikasi ginjal yang ditimbulkannya menyumbang lebih dari 2 juta kematian. Selain itu, sekitar 11% kematian akibat penyakit kardiovaskular berkaitan dengan tingginya kadar glukosa darah. Menurut Kemenkes, Indonesia menempati peringkat kelima dengan jumlah diabetes terbanyak di dunia dan menjadi peringkat ketiga penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.Menanggapi tantangan tersebut, tim pelaksana program memilih pendekatan edukasi yang berbeda. Alih-alih hanya memberikan ceramah satu arah, mereka menggunakan media penyuluhan yang sederhana dan visual, seperti poster. Sesi ini juga dirancang secara interaktif, dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui tanya jawab dan diskusi.
“Kami menyadari bahwa masyarakat akan lebih mudah memahami jika materi disampaikan dengan cara yang menarik dan relevan,” ujar salah satu pelaksana program. “Dengan memberikan contoh nyata dampak hipertensi dan diabetes, kami melihat kesadaran peserta mulai tumbuh.”
Pendekatan ini terbukti efektif. Selama sesi edukasi, partisipasi masyarakat meningkat dan mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam berdiskusi. Program ini tidak hanya berhasil meningkatkan pengetahuan tentang PTM, tetapi juga meletakkan dasar bagi upaya pencegahan mandiri di tingkat keluarga.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa posyandu memiliki peran vital dalam meningkatkan literasi kesehatan. Untuk keberlanjutan program, kolaborasi antara tim pelaksana dan kader posyandu akan diperkuat, sehingga edukasi dapat terus berlanjut secara rutin dan mandiri. Diharapkan, langkah ini akan menciptakan masyarakat Jurang Blimbing yang lebih peduli dan sadar akan pentingnya kesehatan.
Reporter: Diana ‘Aisy Nabiila, Mahasiswa Kedokteran, Program Studi Kedokteran, Universitas Diponegoro















