JATENG.NET, BLORA – Upaya menjaga kesehatan keluarga dan meningkatkan ketahanan pangan semakin mendapat perhatian di tingkat desa. Hal ini tampak dalam kegiatan bertajuk “Gerakan Apotek Hidup PKK: Optimalisasi Lahan Pekarangan untuk Kesehatan dan Ketahanan Keluarga” yang digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Desa Getas, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jumat (1/8/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Getas pada pukul 09.00–11.00 WIB ini diikuti oleh ibu-ibu PKK. Dengan penuh semangat, mereka belajar langsung mengenai cara memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber tanaman obat keluarga (TOGA) maupun sayuran segar yang bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
Dalam kesempatan tersebut, para mahasiswa KKN UNS yang terdiri dari Mita, Nopi, Gojal, Raihan, Sabila, Arya, Farrah, dan Sita menjadi pendamping utama jalannya acara.
Materi yang disampaikan mencakup pengenalan berbagai tanaman herbal, seperti jahe merah, jahe putih, serta beberapa jenis daun mint—applemint, peppermint, dan spearmint. Selain itu, para peserta juga dikenalkan dengan tanaman sayur yang juga mudah dibudidayakan, seperti tomat dan pakcoy.

Salah satu sorotan penting dari program ini adalah fakta bahwa daun mint memiliki banyak manfaat kesehatan, serta bisa tumbuh dengan baik di daerah panas seperti Blora, asalkan diberi perawatan tepat dan konsisten. Untuk itu, diadakan sesi khusus sosialisasi dan demonstrasi stek mint di lapangan agar peserta benar-benar memahami cara merawatnya.
Manfaat kesehatan daun mint yang telah terbukti secara ilmiah antara lain:
- Meningkatkan fungsi otak, meredakan gangguan pencernaan, serta meredakan infeksi saluran pernapasan dan bau mulut HealthlineMedical News Today.
- Mengandung antioksidan, antimikroba, dan antikanker potensial dari kandungan seperti polifenol dan flavonoid Verywell HealthPubMed.
Sedangkan dari sisi ketahanan tumbuh:
- Mint tahan terhadap panas bila disiram cukup dan dapat pulih dengan cepat dari kekeringan dengan pemeliharaan yang baik nwdistrict.ifas.ufl.edu.
- Beberapa varietas mint juga terbukti tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan ringan, menjadikannya tanaman herbal praktis untuk iklim tropis panas SummerWinds NurseryFood Gardening.
Tidak hanya berhenti pada pengenalan, para ibu juga mendapatkan tips praktis. Misalnya, cara merawat jahe menggunakan pupuk organik agar tumbuh subur, serta teknik setek daun mint yang didemonstrasikan secara langsung. Dengan teknik sederhana tersebut, para peserta diharapkan mampu memperbanyak bibit mint secara mandiri di rumah masing-masing.
Sebagai bentuk dukungan agar program berlanjut, setiap peserta memperoleh starter kit berupa polybag yang sebagian sudah berisi tanah subur, rimpang jahe, setek daun mint, dan benih pakcoy. Paket ini bisa langsung dibawa pulang dan ditanam di pekarangan rumah mereka.
Program ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. Salah satu anggota PKK sekaligus kader Posyandu Desa Getas, Ibu Asrori, mengaku bersyukur atas ilmu baru yang didapatkan. “Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini kami jadi lebih tahu tentang tanaman herbal, terutama daun mint. Soalnya di Getas ini sebelumnya memang belum ada yang menanam mint. Jadi kami senang bisa belajar, apalagi ternyata cara menanamnya mudah. InsyaAllah nanti bisa kami coba di rumah masing-masing. Kalau bisa tumbuh baik, ya siapa tahu bisa jadi tambahan untuk kebutuhan dapur atau bahkan dibuat kreasi lain,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurutnya, kegiatan semacam ini bermanfaat besar karena langsung menyentuh kebutuhan sehari-hari masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga yang selama ini berperan penting dalam mengelola dapur sekaligus menjaga kesehatan keluarga.
Koordinator kegiatan, Mita, menegaskan bahwa tujuan utama program ini adalah mendorong kemandirian keluarga melalui pemanfaatan sumber daya lokal. “Kami ingin kegiatan ini tidak berhenti pada sosialisasi saja, tetapi benar-benar bisa diteruskan oleh warga. Apalagi ibu-ibu PKK di Desa Getas sudah sangat kompak, sehingga peluang keberlanjutan program ini sangat besar,” jelasnya.
Kegiatan Gerakan Apotek Hidup PKK ini diharapkan tidak berhenti pada tahap perkenalan saja. Dengan semangat pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan sebagai penggerak utama keluarga, program ini diharapkan mampu memperkuat kemandirian warga desa. Selain memberikan alternatif pengobatan tradisional yang terjangkau dan aman, kegiatan ini juga diyakini dapat mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui pemanfaatan hasil tanaman pekarangan.
Bagi Desa Getas, kegiatan ini menjadi langkah awal menuju desa yang lebih sehat, mandiri, dan berdaya. Kehadiran mahasiswa KKN UNS tidak hanya membawa ilmu baru, tetapi juga semangat kolaborasi yang diharapkan mampu terus berlanjut meski masa KKN telah usai.











