JATENG.NET, KENDAL – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) – Tematik Tim 21 Universitas Diponegoro (Undip) yaitu Bintang Jamael Halidi, Gemelly Alvina, dan Maulid Rifqi Hidayat melaksanakan kajian studi tentang kesesuaian lahan di Kabupaten Kendal untuk ditanam tanaman kopi
Program ini merupakan salah satu Program Kerja KKN bagian Multidisiplin 1 tentang Sertifikasi Indikasi Geografis (SIG). Salah satu bagian dari dari dokumen untuk menyusun Sertifikasi Indikasi Geografis adalah Analisis Lingkungan Geografis. Hal ini terdiri dari analisis mengenai faktor alam dan faktor manusia yang ada di lokasi untuk melakukan SIG.
Faktor alam biasanya membahas tentang bagaimana kondisi alam yang ada ditempat mencakup kondisi tanah, air, suhu, dan lainnya. Sedangkan, untuk faktor manusia biasanya membahas tentang mayarakat yang mendiami wilayah tersebut. Biasanya mengenai jumlah penduduk, rentang umur penduduk, pekerjaan, dan lainnya
Salah satu pokok bahasan di faktor alam adalah kondisi tanah khususnya elevasi daratan. Menurut Rizki (2020) Tanaman kopi robusta idealnya tumbuh di ketinggian 400-1000 mdpl dengan suhu sekitar 21-24oC. Tetapi, temuan dari BPS (2025) terdapat daerah yang sebenarnya ketinggiannya tidak ideal untuk ditanami kopi tetapi terdapat tanaman kopi.
Kecamatan yang terdapat tanaman kopi sebagai berikut: Plantungan, Sukorejo, Pageruyung, Patean, Singorojo, Limbangan, Boja, Kaliwungu Selatan, dan Weleri. Kecamatan tersebut memiliki ketinggian yang berbeda-beda sesuai tabel di bawah ini.
Kecamatan | Luas Perkebunan Kopi (Ha) | Ketinggian (mdpl) |
Plantungan | 480,7 | 697,992 |
Sukorejo | 503,3 | 542,256 |
Pageruyung | 91,4 | 414,004 |
Patean | 478,85 | 394,411 |
Singorojo | 757,1 | 219,151 |
Limbangan | 527,22 | 591,617 |
Boja | 295,02 | 287,560 |
Kaliwungu Selatan | 1,25 | 85,344 |
Weleri | 0,32 | 4,877 |
Sumber : BPS (2025)
Ditemukan setidaknya 5 Kecamatan yang sebenarnya ketinggiannya tidak ideal untuk ditanami kopi. Hal ini bisa terjadi karena faktor tumbuhnya tanaman kopi bukan hanya dari ketinggian wilayah, hal lain seperti suhu, curah hujan, dan pH tanah juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi.
Selain itu, faktor manusia seperti ketidaktahuan masyarakat mengenai tinggi ideal untuk menanam kopi juga bisa menyebabkan hal tersebut terjadi.
Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah mempelajari SNI Biji Kopi SNI 01-2907-2008 untuk memudahkan pengidentifikasian biji kopi yang baik dan biji kopi yang rusak serta referensi lainnya mengenai kopi untuk dijadikan perbandingan kedepannya.
Penulis: Bintang Jamael Halidi
Referensi:
- Badan Pusat Statistik. “Kabupaten Kendal Dalam Angka.” (2025): Volume 39
- Rizki, Duando, Bambang Rudianto Wijonarko, and Purwanto Purwanto. “Karakter agronomis dan fisiologis tanaman kopi robusta (coffea canephora) pada dataran tinggi di kecamatan pejawaran kab. banjarnegara.” Composite: Jurnal Ilmu Pertanian 2.1 (2020): 11-16.