JATENG.NET, KENDAL — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersama warga Desa Campurejo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, berhasil berkolaborasi dan mengembangkan Program Bank Sampah sebagai upaya nyata mewujudkan desa yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Program ini menjadi bukti sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dalam menjawab permasalahan lingkungan yang semakin kompleks.
Program Bank Sampah Campurejo merupakan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang memungkinkan warga menabung dari hasil pengumpulan sampah anorganik. Sampah yang dikumpulkan — seperti botol plastik, kertas, dan logam — ditimbang, dinilai, lalu hasilnya dicatat sebagai saldo tabungan yang bisa ditukar menjadi uang atau kebutuhan pokok.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang dengan Pemerintah Desa Campurejo serta warga Dukuh Longaslor, yang telah lebih dulu menjalankan kegiatan Bank Sampah. Kehadiran mahasiswa KKN turut memperkuat pelaksanaan program melalui pendampingan dan peningkatan partisipasi masyarakat. Keterlibatan aktif warga menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini, mulai dari ibu rumah tangga, pemuda karang taruna, hingga perangkat desa.
“Kami ingin kegiatan KKN tidak hanya sekadar seremonial, tapi benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Bank sampah ini kami pilih karena bisa memberdayakan warga sekaligus menjaga lingkungan,” ujar Retno Dewi Ambarwati salah satu mahasiswa KKN.
Kegiatan berpusat di Gedung Serbaguna Dukuh Longaslor, Desa Campurejo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, yang difungsikan sebagai tempat penimbangan sekaligus penyimpanan sampah sementara. Lokasi ini dipilih karena memiliki akses yang mudah dijangkau warga dan selama ini menjadi pusat berbagai kegiatan lingkungan di desa.
Program Bank Sampah Campurejo sebenarnya telah berjalan sejak lama sebelum pelaksanaan KKN. Namun, bertepatan dengan kegiatan KKN mahasiswa UIN Walisongo, program ini mendapat pendampingan dan penguatan melalui berbagai kegiatan edukasi serta peningkatan partisipasi warga. Kolaborasi tersebut berhasil mendorong lebih banyak masyarakat untuk aktif, hingga kini tercatat lebih dari 50 warga rutin berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah.
Latar belakang program ini muncul dari kepedulian terhadap tumpukan sampah yang sering menumpuk di sekitar lingkungan warga. Melalui bank sampah, diharapkan masyarakat dapat mengubah cara pandang terhadap sampah — bukan lagi sebagai limbah yang mengganggu, tetapi sebagai sumber ekonomi baru yang bernilai.

Mahasiswa KKN turut berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah Campurejo dengan mengikuti proses pemilahan sampah dan membantu saat penimbangan. Keterlibatan mereka menjadi bentuk dukungan terhadap program yang telah dijalankan warga, sekaligus sarana pembelajaran langsung mengenai pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Sementara itu, warga tetap menjadi penggerak utama dalam pengelolaan tempat penampungan dan pelaksanaan kegiatan bank sampah.
Kehadiran Bank Sampah Campurejo membawa dampak positif bagi masyarakat. Lingkungan desa kini lebih bersih, kesadaran warga terhadap pengelolaan sampah meningkat, dan muncul peluang ekonomi kecil dari hasil daur ulang. Pemerintah desa pun menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo atas partisipasi dan keikutsertaannya dalam kegiatan Bank Sampah Campurejo. Kehadiran mereka memberikan semangat baru bagi warga untuk terus menjaga kebersihan dan peduli terhadap lingkungan,” ujar Ibu Srianah, Warga Dukuh Longas Lor.
Ke depan, kegiatan Bank Sampah Campurejo akan terus dikembangkan dengan dukungan perangkat desa dan masyarakat setempat. Diharapkan, semangat kolaborasi dalam kegiatan ini dapat menjadi contoh positif bagi desa-desa lain dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi hijau, kolaborasi antara mahasiswa KKN dan warga Campurejo telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tindakan sederhana , memilah sampah dari rumah untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berdaya.











