Generasi Z dan Politik 2025: Bagaimana Anak Muda Mempengaruhi Kebijakan?

Avatar photo

- Editorial Team

Sabtu, 28 Juni 2025 - 19:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam aksi Indonesia Gelap. Foto diambil dari TEMPO.CO, 22 Februari 2025.

Mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam aksi Indonesia Gelap. Foto diambil dari TEMPO.CO, 22 Februari 2025.

JATENG.NET, SURAKARTA — Generasi Z semakin aktif dalam dunia politik dengan cara yang berbeda dari generasi sebelumnya. Tidak lagi hanya bergantung pada pemilu dan partai politik, mereka memanfaatkan media sosial, kampanye komunitas, dan aksi langsung untuk menekan perubahan.

Berbekal dengan akses yang luas terhadap informasi dan teknologi digital, mereka menciptakan tren baru dalam politik dan berpengaruh dalam kebijakan di tahun 2025.

Kesadaran Politik di Era Digital

Generasi Z tidak hanya menerima informasi politik dari media arus utama, tetapi juga secara aktif mendiskusikan dan membentuk opini sendiri melalui platform digital.

Media sosial seperti Twitter (X), Instagram, dan TikTok menjadi alat advokasi yang Generasi Z gunakan untuk mengamplifikasi berbagai isu, mulai dari perubahan iklim, hak pekerja, hingga kesetaraan sosial.

Selain itu, Generasi Z juga lebih proaktif dalam memperjuangkan kebijakan yang inklusif, terutama terkait keadilan gender dan hak-hak minoritas. Akan tetapi, di balik keterlibatan mereka yang tinggi,

Generasi Z tetap menghadapi tantangan besar, terutama dalam memilah informasi yang akurat di tengah maraknya disinformasi dan polarisasi opini di dunia digital.

Perubahan Cara Berpartisipasi dalam Politik

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih terfokus pada pemilu, Generasi Z menggunakan berbagai metode untuk memengaruhi kebijakan.

Generasi Z lebih aktif menggalang petisi online melalui platform seperti Change.org untuk menekan pengambil keputusan. Selain itu, dengan kesadaran tinggi terhadap dampak sosial dan lingkungan, Generasi Z cenderung memilih atau memboikot produk berdasarkan nilai yang dianut perusahaan.

Baca Juga:  Cegah Bahaya Pembakaran Sampah, Mahasiswa KKN UNDIP Bawa Revolusi Hijau ke Desa Tempelrejo dengan Kompos Keranjang Takakura yang Ramah Lingkungan, Ekonomis, dan Tidak Berbau

Tak hanya itu, gerakan sosial berbasis digital dan komunitas lokal juga semakin marak di kalangan anak muda, menjadikan mereka kekuatan baru dalam mendorong perubahan kebijakan.

Dari Aktivisme ke Aksi Nyata

Selain advokasi online dan gerakan sosial, Generasi Z mulai terjun langsung dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan. Generasi Z tidak hanya turun ke jalan untuk berdemonstrasi, tetapi juga memanfaatkan platform digital untuk menggalang dukungan yang lebih luas.

Akan tetapi, meski semakin aktif dalam politik, mereka masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam sistem yang cenderung konservatif.

Meski begitu, Generasi Z terus mencari cara inovatif untuk membawa perubahan dan memastikan suara mereka didengar dalam proses pengambilan kebijakan.

Generasi Z telah membuktikan bahwa mereka bukan hanya penonton dalam politik, melainkan aktor utama dalam membentuk kebijakan.

Berbekal dengan menggunakan media sosial, kampanye digital, dan aksi nyata, mereka menciptakan cara baru dalam berpartisipasi dan mempengaruhi perubahan.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, semangat inovasi dan kesadaran sosial mereka membuat Generasi Z menjadi kekuatan besar dalam arah masa depan kebijakan.

Penulis: Cahya Rena Tri Aninda, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Follow WhatsApp Channel www.jateng.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kolaborasi Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang dan Warga Desa Campurejo, Sukseskan Program Bank Sampah
Mahasiswa UPGRIS Magang di Disnakertrans, Pelajari Strategi Publikasi dan Komunikasi Publik
Mahasiswa UPGRIS Dapatkan Pengalaman Nyata Dunia Kerja dengan Pelajari Manajemen Sumber Daya Manusia dan Operasional di Daop 4 PT. Kereta Api Indonesia selama 3 Bulan!
Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Magang di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 4 Semarang, Belajar Dunia Kerja Profesional
Cara Kirim Artikel ke Media Biar Cepat Tayang
Sinergi Program Kerja Mahasiswa KKN Reguler UIN Walisongo Semarang dengan Perangkat Desa Menuju Desa Gondang yang Lebih Edukatif dan Partisipatif
Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Lewat Magang di Sekretariat dan Sub Program Disporapar Provinsi Jawa Tengah
Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Magang di Seksi Pengembangan Kepemudaan Disporapar Jateng, Belajar Wujudkan Generasi Muda Unggul dan Inovatif
Berita ini 32 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 14:27 WIB

Kolaborasi Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang dan Warga Desa Campurejo, Sukseskan Program Bank Sampah

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16:50 WIB

Mahasiswa UPGRIS Magang di Disnakertrans, Pelajari Strategi Publikasi dan Komunikasi Publik

Selasa, 21 Oktober 2025 - 13:25 WIB

Mahasiswa UPGRIS Dapatkan Pengalaman Nyata Dunia Kerja dengan Pelajari Manajemen Sumber Daya Manusia dan Operasional di Daop 4 PT. Kereta Api Indonesia selama 3 Bulan!

Selasa, 21 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Magang di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 4 Semarang, Belajar Dunia Kerja Profesional

Minggu, 19 Oktober 2025 - 00:33 WIB

Sinergi Program Kerja Mahasiswa KKN Reguler UIN Walisongo Semarang dengan Perangkat Desa Menuju Desa Gondang yang Lebih Edukatif dan Partisipatif

Berita Terbaru