JATENG.NET, KLATEN – Desa Pucangmiliran yang terletak di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi salah satu desa yang terus menunjukkan perkembangan positif baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Desa ini memiliki sejarah panjang yang membentuk karakter masyarakatnya hingga kini, di mana nilai gotong royong dan kearifan lokal masih terjaga erat di tengah arus modernisasi.
Secara historis, Pucangmiliran merupakan desa agraris dengan mayoritas penduduk yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian. Lahan sawah yang luas menjadi sumber utama penghidupan, sementara beberapa komoditas unggulan seperti padi, palawija, hingga tanaman lokal khas desa tetap menjadi ciri pertanian masyarakatnya. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai beradaptasi dengan perubahan, termasuk melalui pengembangan sektor usaha kecil yang menambah dinamika ekonomi desa. Tradisi menjadi salah satu identitas kuat Desa Pucangmiliran. Hingga kini, berbagai kegiatan budaya masih rutin dijalankan, mulai dari kenduri desa, selametan, hingga kesenian tradisional yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Gotong royong dalam setiap kegiatan, baik itu pembangunan fasilitas umum maupun hajatan warga, memperlihatkan nilai kebersamaan yang diwariskan turun-temurun. Tradisi keagamaan pun masih terjaga, seperti pengajian rutin dan kegiatan sosial kemasyarakatan yang mempererat hubungan antarwarga. Selain tradisi, Pucangmiliran juga dikenal sebagai desa dengan denyut ekonomi kerakyatan yang kuat.
Berbagai UMKM lahir dan berkembang di desa ini, antara lain produksi tahu tradisional, sohun, pati aren, rambak, hingga tauge. Produk-produk tersebut tidak hanya menopang perekonomian keluarga, tetapi juga memberi kontribusi pada perputaran ekonomi desa. Kini, pelaku usaha di Pucangmiliran telah memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk mereka, sehingga jangkauan penjualan tidak lagi terbatas di sekitar Klaten, melainkan sudah merambah ke luar daerah. Potensi lain yang tidak kalah penting adalah peluang wisata berbasis budaya dan edukasi.
Lanskap pedesaan yang masih asri dengan hamparan sawah hijau menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan ketenangan khas desa. Selain itu, UMKM lokal dapat dikembangkan sebagai wisata edukasi, di mana pengunjung bisa belajar langsung proses pembuatan tahu, sohun, maupun produk tradisional lainnya. Dengan dukungan sarana publik yang semakin baik, Pucangmiliran berpeluang menjadi desa wisata produktif yang mampu menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dalam beberapa kesempatan, desa ini juga menjadi tuan rumah kegiatan kebersamaan, baik berupa festival desa maupun kunjungan kelompok masyarakat dari luar daerah. Momen ini sekaligus memperkenalkan Pucangmiliran sebagai desa yang ramah, terbuka, dan memiliki identitas kuat. Dukungan dari pemerintah desa, kelompok pemuda, dan para pelaku usaha menjadikan desa ini semakin optimis untuk berkembang lebih jauh.
Harapan besar masyarakat Pucangmiliran adalah agar desa mereka terus maju tanpa meninggalkan akar tradisi dan identitas lokal. Dengan semangat kebersamaan dan inovasi yang terus tumbuh, Pucangmiliran diproyeksikan mampu menjadi desa mandiri, kreatif, dan berdaya saing tinggi. Desa ini bukan hanya tempat tinggal, melainkan juga ruang hidup yang menyimpan potensi besar untuk masa depan masyarakatnya.











