Inovatif! Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Eco-Enzyme Cairan Fermentasi Serbaguna dari Sampah Organik Rumah Tangga di Desa Tempelrejo Sragen

Avatar photo

- Editorial Team

Rabu, 14 Agustus 2024 - 01:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Inovatif! Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Eco-Enzyme Cairan Fermentasi Serbaguna dari Sampah Organik Rumah Tangga di Desa Tempelrejo Sragen

Inovatif! Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Eco-Enzyme Cairan Fermentasi Serbaguna dari Sampah Organik Rumah Tangga di Desa Tempelrejo Sragen

JATENG.NET, SRAGEN Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) Desa Tempelrejo telah menghadirkan sebuah terobosan inovatif dalam pertanian dan kebersihan alami dengan memperkenalkan Eco-Enzyme, sebuah larutan fermentasi serbaguna yang terbuat dari sampah organik rumah tangga dan gula merah/gula jawa/molase (tetes tebu). Inovasi ini bertujuan untuk memberikan solusi ramah lingkungan bagi kelompok tani di Desa Tempelrejo, Kabupaten Sragen.

Inovatif! Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Eco-Enzyme Cairan Fermentasi Serbaguna dari Sampah Organik Rumah Tangga di Desa Tempelrejo Sragen

Eco-Enzyme adalah hasil fermentasi dari bahan organik seperti buah-buahan, sayuran, dan gula yang melalui proses fermentasi selama beberapa bulan. 

Larutan ini dikenal memiliki berbagai manfaat, antara lain sebagai pembersih alami, pupuk, dan pestisida. Dengan memanfaatkan Eco-Enzyme, kelompok tani di Desa Tempelrejo dapat mengurangi ketergantungan pada produk kimia yang seringkali berdampak negatif pada kesehatan tanah dan lingkungan.

Selaras dengan poin keenam (Clean Water and Sanitation) dan ketiga belas (Climate Action) dari Sustainable Development Goals (SDGs), Karenina Rahma Ayu (21) sebagai Mahasiswa UNDIP yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata memperkenalkan produk Eco-Enzyme kepada warga Desa Tempelrejo. 

Pelaksanaan program kerja tersebut dilaksanakan pada Sabtu (10/08/2024) di Rumah Bapak Kepala Desa, Agung Dwi Harjanto yang juga dihadiri oleh tokoh masyarakat serta kelompok tani yang ada di Desa Tempelrejo. 

Dalam kegiatan program tersebut juga menjelaskan berbagai kegunaan Eco-Enzyme sebagai pembersih alami, Eco-Enzyme dapat digunakan untuk membersihkan berbagai permukaan, mulai dari lantai rumah hingga peralatan dapur, dengan efektifitas yang setara dengan produk pembersih komersial namun tanpa bahan kimia berbahaya. 

Dengan menggunakan Eco-Enzyme sebagai bahan pembersih alami, penggunaan bahan kimia berbahaya yang biasa terdapat dalam produk pembersih komersial dapat dikurangi. Eco-Enzyme membantu mencegah pencemaran air karena zat-zat kimia berbahaya sering kali berakhir di saluran air dan mencemari sumber air bersih.

Sebagai pupuk, Eco-Enzyme menyediakan nutrisi penting yang mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan kesehatan tanah. 

Penggunaan Eco-Enzyme sebagai pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas penyerapan air, dan merangsang pertumbuhan akar tanaman. Selain itu, Eco-Enzyme juga berfungsi sebagai pestisida alami yang dapat mengatasi hama dan penyakit tanaman tanpa merusak ekosistem.

Kelompok tani Desa Tempelrejo menyambut baik inovasi ini. Salah satu petani, Bapak Waryanto, mengungkapkan, “Saya sangat senang dengan hadirnya mba KKN yang menjelaskan mengenai Eco-Enzyme. Selama ini kami menghadapi berbagai tantangan dengan pestisida dan pupuk kimia dalam bertani. Dengan Eco-Enzyme, harapannya bisa mengurangi biaya dan menjaga tanah saya dan para petani lain tetap sehat dan tidak mengalami gagal panen.”

Baca Juga:  Kolaborasi Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang dan Warga Desa Campurejo, Sukseskan Program Bank Sampah

Melalui program KKN ini juga memberikan pelatihan praktis tentang cara membuat Eco-Enzyme dan cara menggunakannya serta menjelaskan langkah-langkah sederhana dalam proses fermentasi serta dosis yang tepat untuk aplikasi sebagai pembersih, pupuk, pestisida, dan kegunaan sehari-hari seperti mengepel lantai, mencuci piring, dan pengusir serangga. 

Pada akhir penyampaian materi, mahasiswa KKN UNDIP juga membagikan poster dan brosur yang berisi informasi seputar Eco-Enzyme yang akan membantu warga dalam membuat produk Eco-Enzyme secara mandiri. Selain itu, juga dibagikan hasil Eco-Enzyme yang sudah jadi kepada para kelompok tani yang dapat dimanfaatkan untuk ladang pertanian mereka sebagai pupuk organik ataupun pestisida alami. 

Pembuatan Eco-Enzyme tersebut juga mudah dilakukan yakni dengan mencampurkan air, molase (bisa berupa gula jawa/aren), dan sampah organik dengan perbandingan 10:1:3, lalu dilakukan fermentasi dalam wadah tertutup selama 3 bulan sehingga dapat diperoleh Eco-Enzyme dengan proses fermentasi yang sempurna.

Inovasi Eco-Enzyme ini tidak hanya berfokus pada pertanian, tetapi juga pada upaya pengelolaan sampah organik yang lebih baik. Dengan mengubah sampah rumah tangga menjadi produk berguna, mahasiswa KKN UNDIP turut berkontribusi dalam mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan.

“Dengan Eco-Enzyme, tidak hanya membantu petani, tetapi juga mendukung prinsip-prinsip keberlanjutan dan pengelolaan sampah yang lebih baik terutama sampah organik yang rentan mengalami pembusukan. Eco-Enzyme dapat menjadi metode alternatif bagi petani dan masyarakat dalam pengolahan sampah organik tanpa biaya mahal,” ujar Karenina, dalam presentasinya.

Melalui kegiatan ini diharapkan para masyarakat dan petani Desa Tempelrejo dapat membuat dan mengaplikasikan Eco-Enzyme secara mandiri. 

Selain itu, harapannya timbulan sampah organik seperti sisa sayuran dan buah bisa mengalami penurunan atau bisa termanfaatkan kembali untuk hal yang lebih bermanfaat dan tentunya bisa mempunyai nilai ekonomis sendiri. 

Sehingga dengan adanya program ini warga Desa Tempelrejo bisa mengurangi pengeluaran finansial untuk membeli bahan pembersih komersial, pupuk organik cair, serta pestisida. Terobosan ini diharapkan juga dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam penerapan solusi ramah lingkungan dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

Penulis:
Karenina Rahma Ayu
(Program Studi Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik)

Dosen Pembimbing Lapangan:
Ir. Ibnu Praktiko, M. Si.

Editor: Nur Ardi

Follow WhatsApp Channel www.jateng.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kolaborasi Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang dan Warga Desa Campurejo, Sukseskan Program Bank Sampah
Mahasiswa UPGRIS Magang di Disnakertrans, Pelajari Strategi Publikasi dan Komunikasi Publik
Mahasiswa UPGRIS Dapatkan Pengalaman Nyata Dunia Kerja dengan Pelajari Manajemen Sumber Daya Manusia dan Operasional di Daop 4 PT. Kereta Api Indonesia selama 3 Bulan!
Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Magang di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 4 Semarang, Belajar Dunia Kerja Profesional
Cara Kirim Artikel ke Media Biar Cepat Tayang
Sinergi Program Kerja Mahasiswa KKN Reguler UIN Walisongo Semarang dengan Perangkat Desa Menuju Desa Gondang yang Lebih Edukatif dan Partisipatif
Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Lewat Magang di Sekretariat dan Sub Program Disporapar Provinsi Jawa Tengah
Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Magang di Seksi Pengembangan Kepemudaan Disporapar Jateng, Belajar Wujudkan Generasi Muda Unggul dan Inovatif
Berita ini 25 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 14:27 WIB

Kolaborasi Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang dan Warga Desa Campurejo, Sukseskan Program Bank Sampah

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16:50 WIB

Mahasiswa UPGRIS Magang di Disnakertrans, Pelajari Strategi Publikasi dan Komunikasi Publik

Selasa, 21 Oktober 2025 - 13:25 WIB

Mahasiswa UPGRIS Dapatkan Pengalaman Nyata Dunia Kerja dengan Pelajari Manajemen Sumber Daya Manusia dan Operasional di Daop 4 PT. Kereta Api Indonesia selama 3 Bulan!

Selasa, 21 Oktober 2025 - 09:22 WIB

Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Magang di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 4 Semarang, Belajar Dunia Kerja Profesional

Minggu, 19 Oktober 2025 - 00:33 WIB

Sinergi Program Kerja Mahasiswa KKN Reguler UIN Walisongo Semarang dengan Perangkat Desa Menuju Desa Gondang yang Lebih Edukatif dan Partisipatif

Berita Terbaru