JATENG.NET, KABUPATEN SEMARANG - Kesadaran akan pentingnya laporan keuangan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu faktor kunci dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan usaha.
Laporan keuangan yang baik tidak hanya membantu pelaku usaha dalam memantau aliran keuangan, tetapi juga penting dalam pengambilan keputusan strategis seperti menilai laba atau kerugian, mengidentifikasi potensi investasi, hingga mengajukan pembiayaan dari pihak ketiga.
Sayangnya, di banyak daerah, termasuk Desa Rowoboni, Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, Jawa Tengah, masih banyak pelaku UMKM yang tidak melakukan pencatatan keuangan secara rutin, bahkan beberapa di antaranya tidak mengetahui cara membuat laporan keuangan yang sesuai.
Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan pelaku UMKM dalam pencatatan keuangan, mahasiswa KKN Tematik UNDIP melakukan program pendampingan dengan memanfaatkan aplikasi SIAPIK dari Bank Indonesia.
Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah pelaku UMKM dalam mencatat transaksi harian mereka, sehingga laporan keuangan dapat dihasilkan secara otomatis dan sesuai standar akuntansi.
Melalui program ini, lebih dari 100 UMKM yang berada di bawah kelompok “Ngudi Raos” dilibatkan.
SIAPIK digunakan dengan cara menginput data transaksi, baik penjualan maupun pembelian bahan terkait dengan usaha UMKM, dan aplikasi tersebut akan secara otomatis mengonversi data menjadi laporan keuangan yang valid.
Dengan adanya aplikasi ini, pelaku UMKM diharapkan lebih mudah mengetahui laba dan kerugian usaha mereka.
Pendampingan ini juga bertujuan agar para pelaku usaha lebih sadar akan pentingnya pencatatan keuangan, sehingga ke depan mereka dapat rutin melakukan pelaporan keuangan yang akurat.
Dok. Istimewa |
Program ini dilaksanakan dengan metode diskusi interaktif dan simulasi kasus keuangan. Salah satu simulasi yang dilakukan adalah simulasi pencatatan keuangan sebuah perusahaan dagang dari Januari 2024 hingga Juli 2024.
Pendekatan ini dirancang agar peserta dapat langsung memahami alur pencatatan transaksi dan melihat bagaimana data transaksi tersebut diproses menjadi laporan keuangan.
Metode ini diharapkan mampu memberikan gambaran praktis kepada para pelaku UMKM, sekaligus mendorong mereka untuk lebih aktif dalam pencatatan keuangan.
Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan kesadaran pelaku UMKM terhadap pentingnya pencatatan dan pelaporan keuangan secara rutin.
Dengan pencatatan yang baik, pelaku UMKM akan lebih mudah memahami kondisi keuangan usaha mereka, termasuk mengetahui apakah usaha tersebut menghasilkan keuntungan atau sebaliknya.
Pentingnya laporan keuangan ini tidak hanya untuk kepentingan internal usaha, tetapi juga sebagai dokumen yang dapat digunakan saat pelaku usaha ingin mendapatkan modal tambahan dari lembaga keuangan.
Dengan adanya pendampingan ini, diharapkan pencatatan keuangan menjadi hal yang lazim dilakukan oleh pelaku UMKM di Desa Rowoboni, Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, Jawa Tengah.
Selain itu, program ini diharapkan mampu menghilangkan stigma bahwa pencatatan laporan keuangan adalah sesuatu yang rumit dan sulit dilakukan.
Melalui aplikasi SIAPIK, para pelaku UMKM kini memiliki alat yang memudahkan mereka dalam mengelola keuangan usahanya dengan lebih efektif.
Ibu Rum, Ketua Kelompok Ngudi Raos, memberikan testimoni positif mengenai program ini. "Hal ini dapat membantu pedagang Ngudi Raos dalam mencatat keuangan mereka, terutama dalam hal apakah rugi atau tidaknya dagangan mereka," ungkapnya. Pernyataan ini mencerminkan antusiasme dan harapan besar dari pelaku UMKM setempat terhadap keberlanjutan program ini.
Pendampingan ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tata kelola keuangan yang lebih baik di kalangan UMKM, sehingga mereka dapat berkembang secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Desa Rowoboni.