Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan adanya peningkatan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Jawa Tengah.
JATENG.NET - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan adanya peningkatan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Jawa Tengah pada 10-12 September 2024. Peningkatan cuaca ekstrem itu berupa hujan berntensitas sedang-lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang akibat oleh dinamika atmosfer.
Ilustrasi Hujan (Pexels/Pixabay) |
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo mengatakan dinamika atmosfer yang terjadi berupa aktifnya gelombang atmosfer tipe Rossby Equatorial di wilayah Jawa. Liabilitas lokal kuat dan kondisi suhu muka air laut juga memengaruhi dinamika ini.
"Hangatnya suhu muka air laut di wilayah Laut Jawa bagian Selatan disertai dengan kelembapan Udara per-lapisan yang cenderung tinggi berpotensi meningkatkan aktivitas pembentukan awan konvektif di wilayah Jawa Tengah," kata Yoga dalam rilisnya, Selasa (10/9/2024).
"Labilitas lokal kuat mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah," lanjutnya.
Wilayah di Jawa Tengah yang Berpotensi Hujan Sedang-Lebat:
10 September 2024
- Banjarnegara
- Wonosobo
- Purbalingga
- Banyumas
- Batang
- Kendal
- Kab./Kota Pekalongan
- Kab. Tegal
- Pemalang
- Brebes
- Temanggung
- Kab./Kota Magelang
- Kab./Kota Semarang
- Demak
- Grobogan
- Kudus
- Pati
- Jepara
- Karanganyar
- Sragen
- Wonogiri
- dan sekitarnya.
- Banjarnegara
- Wonosobo
- Purbalingga
- Banyumas
- Batang
- Kab. Pekalongan
- Kab. Tegal
- Pemalang
- Temanggung
- Kab./Kota Magelang
- dan sekitarnya.
NIHIL.
Yoga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam kondisi ini. Sebab, cuaca ekstrem bisa memicu beberapa bencana hidrometeorologi.
"BMKG menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kenaikan temperatur dan kemudahan kebakaran lahan dan hutan," ujar Yoga.
"Serta waspada potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," pungkasnya.
Penulis: Ardian Dwi Kurnia
Editor: Ardi Handayat
Editor: Ardi Handayat