Mahasiswa Tim II KKN Undip 2024 melaksanakan pelatihan anti bullying yang melibatkan siswa Sekolah Dasar |
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) tahun 2023, siswa SD menjadi korban bullying terbanyak dengan persentase mencapai 26%. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi mengenai bahaya bullying sejak dini. Menyadari hal ini, Ratu Sarah Faiza mengambil langkah proaktif dengan mengadakan workshop yang informatif dan mendidik di SDN 01 Jatilawang.
Workshop ini dibuka dengan sambutan oleh Kepala Sekolah SDN 01 Jatilawang, Mundakhir, S.Pd., yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari bullying. Dalam sambutannya, Mundakhir menyampaikan, “Bullying tidak hanya merusak kesehatan mental dan fisik korban, tetapi juga mengganggu proses belajar mengajar. Kami berharap melalui workshop ini, siswa dapat memahami dampak buruk bullying dan bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.”
Dok. Ratu Sarah Faiza |
Seluruh siswa kelas 6, dengan pendampingan Wali Kelas 6, Anik Kuryati, S.Pd., turut berpartisipasi aktif dalam workshop ini. Mereka diberikan pemahaman menyeluruh mengenai berbagai jenis bullying, mulai dari bullying fisik, verbal, hingga cyberbullying yang semakin marak di era digital ini. Dampak negatif bullying terhadap kesehatan mental dan fisik korban juga dijelaskan secara mendalam, memberikan wawasan penting bagi para siswa untuk mencegah dan melawan tindakan bullying.
“Saya Berharap mereka dapat memahami pentingnya menghormati perbedaan, mengembangkan sikap empati, dan belajar untuk saling mendukung dalam lingkungan sekolah yang aman dan nyaman serta bisa menjadi agen perubahan positif yang tangguh dan peduli terhadap kesejahteraan sesama,” ujar Ratu Sarah Faiza, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Undip selaku pelaksana Program Kerja.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif, para peserta diajarkan strategi konkret untuk mencegah dan mengatasi perilaku bullying. Beberapa strategi yang diajarkan antara lain pengembangan keterampilan empati, komunikasi positif, serta cara menghadapi dan melaporkan tindakan bullying.
Menurut Anik Kuryati, S.Pd., “Melalui workshop ini, kami berharap para siswa tidak hanya memahami bahaya bullying, tetapi juga dapat mengembangkan sikap empati dan saling mendukung antar sesama teman. Dengan demikian, mereka dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan nyaman.”
Kegiatan yang berlangsung dengan interaktif ini diakhiri dengan foto bersama dan sesi tanya jawab, dimana para siswa dapat berbagi pengalaman pribadi terkait bullying dan mendapatkan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Antusiasme siswa dalam mengikuti sesi ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan teman-temannya dan mencegah bullying di sekolah.
Penulis: Ratu Sarah Faiza, lmu Komunikasi (FISIP)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL): Dr. Muchammad,ST., M.T. ; Lisa ‘Yihaa Roodhiyah, S.Si., M.Si