JATENG.NET, SUKOHARJO - Pakan pada kambing merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan usaha kambing. Kurang gizi (stunting) pada kambing menyebabkan produktivitas ternak kambing menurun.
Dalam mengentaskan permasalahan ini, Permana Krida Satriawan, mahasiswa KKN Tim II UNDIP memberikan pengenalan dan pembinaan teknologi fermentasi untuk pakan ternak kepada kelompok ternak di Desa Pengkol yang mengurus Kandang Mendo Miri Makmur pada Minggu (28/7/24).
Program ini ditujukan untuk memberdayakan kelompok ternak ini yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pakan ternak segar pada musim kemarau dan ternak yang mengalami stunting.
Kegiatan pemberdayaan mencakup pemberian materi dasar dan demonstrasi pembuatan pakan fermentasi silase dimulai dengan penyampaian materi dasar mengenai pakan ternak, nutrisi pakan, dan ragam pakan fermentasi.
Pada sesi penyampaian materi, pemateri menyurvei kondisi pakan di kelompok ternak terlebih dahulu dan teknologi apa yang telah digunakan.
Masyarakat ternak secara aktif menjelaskan bahwa selama ini pakan di kelompok ternak ini menggunakan variasi hijauan yang ada di lahan bebas, antara lain rumput gajah, indigofera, dan campuran dedaunan yang dilengkapi dengan konsentrat dan dedak atau polar.
Selain itu, pemateri juga menegaskan pentingnya nutrisi pakan lengkap yang meliputi protein, mineral, dan vitamin untuk pertumbuhan kambing yang maksimal. Pemberian materi dasar diharapkan menjadi pedoman dasar para peternak dalam menentukan pakan ternak yang rasional secara ilmiah dan ekonomi.
Sesi demonstrasi merupakan sesi utama dalam kegiatan ini. Mahasiswa menunjukkan cara fermentasi silase. Pembuatan silase dicobakan pada 4 kg jerami padi sebagai sumber biomassa utama dengan biang starter (10% v/b biomassa) yang terdiri atas bahan-bahan: starter probiotik (Bio-EM+) 5% (b/v), molasse (10% v/v), urea 5% atau bekatul secukupnya, dan air. Pembuatan silase melibatkan fase aerob di wadah terbuka selama 8 jam dan anaerob di wadah tertutup rapat selama 2-3 minggu.
Hasil silase dapat disimpan dalam waktu yang relatif lebih lama dengan kesegaran hijauan yang terjaga. Fermentasi silase yang melibatkan bakteri probiotik asam laktat dan bakteri pengurai juga dapat meningkatkan keterserapan nutrisi bagi ternak dan mengurangi zat antigizi dalam hijauan sehingga pertumbuhan ternak bisa lebih optimal.
Permana menyebutkan, "Fermentasi silase bisa menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi (ketersediaan) pakan yang tidak menentu".
Novel selaku Ketua Kelompok Ternak Mendo Miri Makmur, mengapresiasi langkah inisiatif program ini, "Ini merupakan ilmu bagi kami yang sangat-sangat berharga. Harapan kami (adalah) solusi yang ditawarkan dapat mengatasi masalah di sini. Apabila uji coba pertama berhasil dan hasilnya baik, tentu kami bersemangat untuk melanjutkan pembuatan silase ini."
Editor: Nur Ardi