JATENG.NET, MAGELANG - Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang sangat penting dalam setiap sektor industri, termasuk pertanian. Di Indonesia, penggunaan pestisida untuk meningkatkan produktivitas pertanian sering kali diiringi dengan risiko kesehatan bagi para petani dan lingkungan.
Dokumentasi bersama kelompok tani Desa Cokro, dok. istimewa |
Dalam rangka mengatasi masalah ini, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berfokus pada K3 dan teknik aman aplikasi pestisida diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Program KKN Peduli Keselamatan Kerja yang dilaksanakan pada Senin (29/07/24) ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para petani tentang pentingnya K3, tetapi juga untuk memberikan keterampilan praktis dalam menerapkan pestisida secara aman.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang vital bagi perekonomian Indonesia. Namun, penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif baik bagi kesehatan petani maupun lingkungan.
Data menunjukkan bahwa banyak petani yang tidak memahami cara menggunakan dan menyimpan pestisida dengan aman, yang berpotensi menyebabkan keracunan. Oleh karena itu, pelatihan K3 dan teknik aman dalam aplikasi pestisida sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan petani dan kelestarian lingkungan.
Pentingnya penggunaan alat pelindung diri mendorong salah satu mahasiswa TIM KKN TIM 2 Universitas Diponegoro untuk melaksanakan kegiatan program monodisiplin ” pelatihan tentang K3, penggunaan APD, serta teknik aplikasi pestisida yang aman” kepada Kelompok Tani Desa Cokro Kec Grabag, Kab. Magelang
Program ini diusung oleh Hera Huga Marsha dari program studi Teknik Industri, yang disosialisasikan pada tanggal 29 Juli 2024 kepada kelompok tani desa Cokro dengan tujuan agar para petani mengerti pentingnya penggunaan alat pelindung diri saat berkegiatan di pertanian.
Menurut para petani penggunaan alat pelindung diri pada saat melakukan penyemprotan pestisida masih belum terbiasa sehingga tidak nyaman, namun masyarakat telah merasakan dari dampak penyemprotan pestisida yang tidak menggunakan alat pelindung diri akan merasakan pusing dan batuk.
Hera menjelaskan, bahwa penggunaan alat pelindung diri pada saat penyemprotan pestisida merupakan hal wajib dan harus dibiasakan, karena dapat menimbulkan batuk, saki kepala, diare, stunting, hingga kematian.
Program ini diharapkan dapat mendorong dan mengajak para petani di Desa Cokro agar membiasakan menggunakan alat pelindung diri pada saat melakukan kegiatan pertanian untuk mencegah kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan petani dan keluarganya.
Editor: Nur Ardi