JATENG.NET, BOYOLALI - Di era modern ini, pemantauan kualitas air menjadi sangat penting, terutama dalam memastikan bahwa air yang digunakan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan.
Sebagai bagian dari program kerja monodisiplin di Prodi S1 Teknik Komputer, Universitas Diponegoro, Hoga Cavan Afrinata, telah mengembangkan sebuah prototipe sistem pemantauan kualitas air menggunakan Arduino Nano.
Sistem ini dirancang untuk mendeteksi kualitas air secara real-time dengan memanfaatkan dua jenis sensor, yaitu turbidity sensor dan temperature sensor, yang kemudian menampilkan hasil pengukuran pada layar LCD serta indikator lampu LED.
Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, pemantauan kualitas air secara terus-menerus dan akurat sangat diperlukan, terutama di daerah yang memiliki risiko pencemaran air tinggi.
Sistem pemantauan kualitas air yang efektif dapat membantu mendeteksi perubahan kualitas air sejak dini, sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan.
Berdasarkan kebutuhan ini, mahasiswa KKN UNDIP merancang dan mengembangkan sebuah prototipe sistem yang memanfaatkan teknologi sederhana namun efektif, yaitu Arduino Nano, untuk memantau dua parameter penting dalam kualitas air: kekeruhan (turbidity) dan suhu (temperature).
Prototipe sistem pemantauan kualitas air yang mahasiswa KKN UNDIP kembangkan terdiri dari beberapa komponen utama:
1. Arduino Nano: Sebagai pusat kontrol dari seluruh sistem, Arduino Nano berfungsi untuk mengumpulkan data dari sensor-sensor yang terhubung dan mengolahnya untuk ditampilkan pada output.
2. Turbidity Sensor: Sensor ini digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Kekeruhan yang tinggi biasanya mengindikasikan adanya partikel atau kontaminan di dalam air, yang dapat mengurangi kualitas air.
3. Temperature Sensor: Sensor ini berfungsi untuk mengukur suhu air. Suhu air adalah salah satu parameter penting dalam menilai kualitas air, terutama karena suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat mempengaruhi kehidupan organisme di dalam air dan kualitas keseluruhan air.
4. LCD Display: Layar LCD digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran dari kedua sensor, memberikan informasi real-time tentang kualitas air.
5. LED Indicator: Lampu LED berfungsi sebagai indikator visual yang menunjukkan kondisi kualitas air. Warna dan nyala lampu LED dapat diatur untuk memberikan peringatan ketika kualitas air berada di luar batas yang aman.
Pada Jumat (9/082024), mahasiswa KKN UNDIP ini memaparkan hasil dari program kerja monodisiplin ini kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan mahasiswa di Desa Ngablak, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali.
'Pemaparan ini dimulai dengan penjelasan konsep dan tujuan pengembangan sistem pemantauan kualitas air menggunakan Arduino Nano.
Selanjutnya, mahasiswa KKN UNDIP menjelaskan secara detail komponen-komponen yang digunakan dalam sistem, serta bagaimana masing-masing sensor bekerja untuk mengukur parameter kualitas air yang relevan.
Selama pemaparan, mahasiswa KKN UNDIP juga mendemonstrasikan cara kerja sistem dengan melakukan pengukuran kualitas air secara langsung. Hasil pengukuran dari turbidity sensor dan temperature sensor ditampilkan secara real-time pada layar LCD, sementara lampu LED memberikan indikasi visual tentang kondisi kualitas air tersebut.
Prototipe sistem pemantauan kualitas air yang mahasiswa KKN UNDIP kembangkan telah berhasil menunjukkan cara sederhana namun efektif untuk memantau kualitas air secara real-time. Sistem ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pemantauan lingkungan atau sebagai dasar pengembangan lebih lanjut untuk sistem pemantauan kualitas air yang lebih kompleks.
Ke depan, mahasiswa KKN UNDIP ini berencana untuk meningkatkan fungsionalitas sistem ini dengan menambahkan sensor tambahan untuk parameter kualitas air lainnya, serta mengintegrasikan sistem ini dengan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memungkinkan pemantauan jarak jauh dan analisis data yang lebih mendalam.
Kontributor: Hoga Cavan Afrinata, Prodi S1 Teknik Komputer, Universitas Diponegoro
Editor: Nur Ardi