JATENG.NET, WONOGIRI - Desa Sendangmulyo, seperti banyak daerah pedesaan lainnya, masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah.
Demonstrasi pembuatan eco enzym, pembuatan biopori serta pengomposan sampah organik dengan metode ember tumpuk kepada kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT) Desa Sendangmulyo, Kamis (25/7) |
Keterbatasan infrastruktur, seperti minimnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, ditambah dengan kurangnya pengetahuan warga mengenai metode pengelolaan sampah yang tepat, membuat masalah sampah organik semakin mengkhawatirkan.
Timbunan sampah organik yang tidak dikelola dengan baik ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berpotensi mengancam kesehatan masyarakat.
Selain itu, kebiasaan masyarakat Desa Sendangmulyo yang masih sering membakar sampah dan kurangnya pengelolaan sampah dapur yang benar, menambah kompleksitas masalah ini.
Pembakaran sampah tidak hanya mencemari udara tetapi juga menghasilkan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Menyadari urgensi masalah ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2023/2024 mengambil inisiatif untuk mengatasi tantangan tersebut dengan merancang program kerja multidisiplin yang mencakup pelatihan mengenai hukum lingkungan, pembuatan eco enzym, pembuatan biopori serta pengomposan sampah organik dengan metode ember tumpuk.
Di bawah arahan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bapak Erwin Adriono, S.T., M.T., yakni “Pelatihan Pengolahan Limbah Organik Dapur dan Edukasi Hukum Terkait”.
Demonstrasi pembuatan eco enzym, pembuatan biopori serta pengomposan sampah organik dengan metode ember tumpuk kepada kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT) Desa Sendangmulyo, Kamis (25/7) (Sumber: Dok. Pribadi)
Program ini rampung dilaksanakan pada Kamis, (25/7) lalu di Balai Pertemuan Kelompok Wanita Tani (KWT), Dusun Sumbersari, Desa Sendangmulyo. Dengan sasaran utama program kerja ini adalah anggota kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT) Desa Sendangmulyo.
Hal ini karena kelompok tani dan kelompok wanita tani merupakan pilar penting dalam komunitas pedesaan, yang tidak hanya berperan dalam produksi pangan tetapi juga memiliki potensi besar dalam menggerakkan perubahan positif terkait pengelolaan lingkungan.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta diajak untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah organik sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, mereka juga dilatih untuk membuat eco enzym dari limbah organik, yang dapat digunakan sebagai cairan serbaguna untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian.
Pembuatan biopori juga diperkenalkan sebagai solusi sederhana namun efektif untuk meningkatkan resapan air dan mengurangi genangan air yang dapat memicu penyakit.
Penyerahan hasil proker secara simbolis kepada anggota kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT) Desa Sendangmulyo, Kamis (25/7) |
Pengomposan dengan metode ember tumpuk menjadi salah satu fokus utama dalam pelatihan ini, mengingat metode tersebut mudah diaplikasikan dan cocok untuk skala rumah tangga. Dan yang terakhir adalah tentang edukasi hukum mengaturnya.
Dengan pelatihan ini, diharapkan para peserta tidak hanya mampu menerapkan metode-metode pengelolaan sampah organik secara mandiri tetapi juga menjadi agen perubahan di komunitas mereka, dengan menyebarkan pengetahuan yang mereka peroleh kepada anggota masyarakat lainnya.
Langkah ini diharapkan dapat menciptakan efek berantai yang positif, di mana kesadaran dan praktik pengelolaan sampah yang baik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Desa Sendangmulyo.
Penulis: Tim II KKN Undip 2023/2024 di Desa Sendangmulyo
Dosen Pembimbing Lapangan: Erwin Adriono, S.T., M.T.
Lokasi: Desa Sendangmulyo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri
Editor: Nur Ardi