JATENG.NET, BOYOLALI— Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II tahun 2023/2024 dari Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, mengadakan program kerja bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian reog Langen Turonggo Mudo (LTM) yang berasal dari Desa Kalinanas.
Kegiatan yang diselenggarakan pada Senin (12/08/24) ini mengangkat tema "Mengembangkan dan Melestarikan Kesenian Reog yang Sudah Ada hingga tidak Termakan oleh Zaman," dengan fokus pada kesenian yang telah mengalami beberapa perubahan sejak awal keberadaannya.
Sejarah dan Perkembangan Langen Turonggo Mudo
Langen Turonggo Mudo, sebuah kesenian reog yang baru ada pada tahun 2014, lahir dari beberapa kali perubahan bentuk dan gaya reog sebelumnya. Menurut Pak Edi Susanto, Ketua LTM saat ini, Langen Turonggo Mudo merupakan hasil dari perjalanan panjang reog yang dimulai dari bentuk paling murni, kemudian berkembang menjadi reog klasik, dan akhirnya bertransformasi menjadi reog modern.
"Kesenian reog modern saat itu hanya sekali dalam setahun untuk memeriahkan hari kemerdekaan," ujar Pak Edi saat ditemui di rumahnya.
Pak Dewarso, salah satu tokoh penting dalam sejarah perkembangan Langen Turonggo Mudo, menambahkan bahwa nama kesenian ini dipilih dengan penuh makna. "Langen itu kesenian atau hiburan, Turonggo itu kuda, dan Mudo itu ya muda, itu nama yang saya buat untuk terus mengenang apa yang sudah dibuat oleh orang terdahulu saya," jelas Pak Dewarso, menggambarkan filosofi di balik nama tersebut. Langen Turonggo Mudo dirancang untuk melestarikan kesenian dengan tarian menggunakan kuda dan memberikan semangat muda bagi para penarinya.
Program Kerja Mahasiswa KKN
Sebagai bagian dari upaya melestarikan kesenian reog ini, mahasiswa KKN mewawancarai Pak Edi dan Pak Dewarso untuk dijadikan bahan dalam video promosi. Video ini bertujuan untuk mengenalkan kesenian Langen Turonggo Mudo kepada generasi muda, dengan harapan agar semakin banyak pemuda-pemudi yang tertarik dan mau melanjutkan tradisi ini.
Video promosi tersebut telah diterbitkan di akun Instagram @pemdeskalinanas, yang dikelola oleh perangkat desa. Selain itu, mahasiswa KKN juga membantu membuat brosur promosi yang akan digunakan oleh anggota kesenian saat pertunjukan berikutnya. Brosur ini diharapkan dapat menarik minat penonton dan calon anggota baru untuk bergabung dengan Langen Turonggo Mudo.
Harapan dan Dampak Program
Melalui program kerja ini, mahasiswa KKN berupaya menjaga agar kesenian reog Langen Turonggo Mudo tetap hidup dan tidak termakan oleh zaman. Dengan adanya promosi melalui media sosial dan brosur, diharapkan kesenian ini dapat terus dikenal dan dicintai oleh masyarakat, terutama generasi muda. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk terus melestarikan kesenian tradisional mereka, sehingga warisan budaya Indonesia dapat terus hidup dan berkembang.
Editor: Nur Ardi