JATENG.NET, MAGELANG - Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang memiliki kebudayaan, kesenian, dan keindahan alamnya.
Dalam upaya untuk mengintegrasikan ketiga aspek tersebut, sebuah perancangan Alun-Alun Budaya Desa Ngablak Berbasis Arsitketur Lingkungan yang digagas oleh Chinue Abyatina Audrey mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP) pada Jumat (16/08/2024).
Perancangan ini lahir dari keinginan untuk menciptakan sebuah ruang publik sebagai contoh penerapan arsitektur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial budaya, tetapi juga sebagai tempat yang mewadahi aktivitas masyarakat untuk bermain, berekreasi, berolahraga, berkumpul, mengadakan acara, dan lapak UMKM. Dengan melibatkan peran mahasiswa arsitektur, perancangan ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan dan kesenian desa sambil menjaga keseimbangan ekologi.
Mahasiswa KKN UNDIP memulai perancangan desain dengan melakukan studi mendalam tentang kebudayaan Desa Ngablak. Melalui wawancara dengan tokoh masyarakat dan observasi lapangan, mahasiswa mengidentifikasikan elemen-elemen budaya lokal penting seperti komunitas seni Bayu Krisna dan kegiatan Saparan (merti dusun).
Desain alun-alun ini mengintegrasikan beberapa elemen utama:
1. Panggung Pertunjukan Terbuka: Pusat alun-alun dirancang dengan panggung pertunjukan terbuka yang dapat digunakan untuk berbagai acara budaya, seperti pertunjukan musik tradisional, tari, dan teater. Panggung dilengkapi dengan ruang tambahan untuk peletakan sistem akustik yang dirancang untuk meningkatkan kualitas suara sambil mengurangi dampak suara terhadap lingkungan sekitar.
2. Zona Pameran kerajinan: Area ini didedikasikan untuk menampilkan produk – produk kerajinan tangan lokal dan display wayang, yang dilengkapi dengan spot fofo memiliki latar Gungung Andong agar pengunjung bisa mengabadikan kenangan di alun - alun budaya. Desain zona ini mengadopsi elemen arsitektur lokal dengan menggunakan material hijau seperti kayu yang dibentuk seperti gunungan wayang untuk memberikan kesan estetis yang selaras dengan budaya desa.
3. Taman Terbuka Hijau: Sebagai bagian dari upaya menyediakan ruang terbuka pada tapak perancangan dengan tujuan penunjang keberlanjutan potensi lahan, taman ini dirancang dengan area hijau yang luas untuk aktivitas rekreasi dan bersantai. Taman ini di lengkapi dengan area duduk dan jalur pejalan kaki yang berkelok mengikuti kontur tanah, memberikan pengalaman menyenangkan sekaligus menikmati keindahan alam sekitar.
4. Kolam Rekreasi: Dirancang untuk menyediakan tempat bersantai dan bermain bagi pengunjung. Kolam ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika tetapi juga sebagai sarana rekreasi dengan desain yang memerhatikan aspek lingkungan, seperti penggunaan sistem filtrasi alami untuk menjaga kebersihan dan kualitas air.
5. Lapangan Sepakbola: Untuk mewadahi aktivitas olahraga serta memertahankan fungsi awal tapak perancangan sebagai lapangan sepakbola, maka alun alun dilengkapi dengan mini soccer yang memiliki ukuran standar 60x40m, dengan permukaan yang berkualitas dan fasilitas pendukung seperti tempat duduk dan area penonton. Ini akan menjadi tempat ideal untuk pertandingan lokal dan kegiatan olahraga.
6. Ruang Bersantai dan Interaksi Sosial: Area duduk dan bersantai dengan desain ergonomis yang terbuat dari material ramah lingkungan. Ini akan menjadi tempat yang ideal bagi penduduk untuk berkumpul, bercengkrama, dan menikmati suasana alun-alun.
Selain memerhatikan aspek estetika bentuk dan kebudayaan, perancangan alun-alun juga memerhatikan keberlanjutan menggunakan konsep Arsitektur Lingkungan, dengan efisiensi penggunaan lahan terkait pengadaan ruang terbuka hijau dan efisiensi pemilihan material lokal yang ramah lingkungan.
Pembangunan menerapkan Teknik konstruksi yang meminimalisir dampak ekologis membuat alun – alun menjadi indah dan berfungsi dengan baik dalam jangka panjang.
Dengan berjalannya proses pembangunan dan konstruksi, alun – alun budaya ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan kebudayaan dan kesenian Desa Ngablak, sekaligus memberikan ruang bagi Masyarakat untuk interaksi sosial dan beraktivitas.
Perancangan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas bagi desa serta menambah pendapatan desa dari sektor pariwisata.
Alun – alun ini bukan hanya sebagai tempat berekreasi, tetapi juga sebagai contoh bagaiman desain ruang publik dapat memadukan nilai kebudayaan dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan dedikasi dan kreativitas mahasiswa UNDIP, diharapkan Desa Ngablak bisa memanfaatkan alun-alun ini sebagai simbol harmonisasi antara budaya dengan lingkungannya.
Penulis: Chinue Abyatina Audrey