JATENG.NET, KARANGANYAR -- Kesehatan anak adalah aspek penting yang memerlukan perhatian khusus, salah satunya yaitu permasalahan terkait stunting. Stunting merupakan kondisi di mana gagal tumbuh kembang pada anak diakibatkan oleh kekurangan asupan gizi yang berkelanjutan, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental pada anak.
Mahasiswa KKN Tim II Undip melakukan penyuluhan dan edukasi terkait pencegahan stunting pada ibu dan balita (Dok. Istimewa) |
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, semakin besar pula angka kelahiran yang ada. Kondisi ini membuat para ibu diharapkan untuk memiliki pemahaman yang baik tentang stunting, agar dapat mencegah dan mengantisipasi terjadinya stunting pada anak-anak mereka.
Kasus stunting sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dari pihak pemerintah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat. Upaya preventif melalui sosialisasi dan edukasi tentang stunting harus dilakukan secara masif dan komprehensif, agar angka kejadian stunting tidak semakin meningkat.
Melalui pemahaman yang baik tentang cara pencegahan stunting, para ibu diharapkan bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan asupan gizi yang baik dan seimbang, serta memperoleh perawatan yang memadai.
Dengan demikian, penanganan masalah stunting kini menjadi prioritas bagi semua pihak agar dapat mencegah dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut pada generasi masa depan.
Tim II KKN Universitas Diponegoro 2023/2024 yang berlokasi di Desa Ngadirejo, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar melakukan penyampaian materi tentang stunting dan cara pencegahannya kepada warga desa, khususnya teruntuk para ibu anggota posyandu melalui program kerja multidisiplin berjudul “Program Pencegahan dan Pendampingan Stunting bagi Ibu dan Anak di Desa Ngadirejo” pada Jumat (9/08/24) di Posyandu Dusun Penggungrejo.
Dalam upaya mengatasi masalah stunting, sebuah forum diadakan dengan mengumpulkan para ibu dan anak bayi dan balita. Pada forum tersebut, para ibu diberikan penyuluhan melalui metode pemaparan. Selain itu, buku pegangan atau handbook berjudul "Pencegahan Stunting" juga dibagikan kepada para kader dan ibu.
Handbook tersebut berisi materi komprehensif mengenai stunting, meliputi definisi, dampak, serta cara pencegahannya. Selain itu, handbook ini juga menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif, kebutuhan gizi ibu hamil, serta contoh menu dan MPASI yang sesuai untuk anak berdasarkan usia. Lebih lanjut, handbook ini juga mencakup strategi makan yang sehat untuk bayi dan balita.
Dengan cakupan materi yang luas dan informasi yang rinci, handbook "Pencegahan Stunting" ini dinilai sangat cocok dan efektif dalam membantu para ibu dan kader memahami dan mengatasi masalah stunting yang masih menjadi persoalan besar di masyarakat.
Mahasiswa KKN Tim II Undip memberikan makanan tambahan nugget lele kepada anak-anak di posyandu (Dok. Istimewa) |
Selain penyampaian materi dan pembagian handbook, anggota tim II KKN Desa Ngadirejo juga berupaya untuk memberikan produk inovasi olahan makanan PMT dalam bentuk nugget berbahan dasar ikan lele dan ampas tahu. Ampas tahu dikenal sebagai by-product atau sisa dari proses pengolahan tahu yang masih kaya akan protein.
Masyarakat secara umum hanya mengetahui bahwa ampas tahu biasa dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau diolah melalui proses fermentasi menjadi tempe gembus. Dengan ampas tahu sebagai penyumbang protein nabati, ikan lele kemudian menjadi sumber protein hewani yang terkandung dalam inovasi produk nugget tersebut.
“Selama ini saya memanfaatkan ampas tahu sebagai pakan ternak ataupun tempe gembus saja, ini adalah pengetahuan baru bahwa ampas tahu masih memiliki banyak kandungan gizinya dan diolah menjadi makanan tinggi protein,” ucap salah satu ibu peserta kegiatan posyandu.
Melalui program ini, mahasiswa KKN tim II Universitas Diponegoro Desa Ngadirejo berusaha mengombinasikan upaya pencegahan stunting dengan penyebaran handbook dan menginovasikan produk olahan pangan dari sumber daya lokal yang tersedia yaitu lele dan ampas tahu sebagai alternatif makanan bergizi di desa tersebut.
Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, serta menyediakan solusi praktis dan terjangkau dalam upaya mencegah dan menangani masalah stunting yang berkelanjutan di Desa Ngadirejo.