Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2024 sosialisasi Pentingnya Konsumsi Tablet Tambah Darah Untuk Cegah Anemia.
DESA NAWUNG, 20 Juli 2024 – Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2024, Sonya Maharani Anindya Nayla dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Prodi Kesehatan Masyarakat dibawah bimbingan Ibu Riza Susanti S.T., M.T selaku dosen pembimbing lapangan menginsiasi pelaksanaan sosialisasi Pentingnya Konsumsi Tablet Tambah Darah Untuk Cegah Anemia Pada Calon Ibu Hamil pada hari sabtu, 20 Juli 2024 di Rumah Mbak Warida, salah satu warga di Desa Newung.
Beberapa masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Newung termasuk risiko anemia di kalangan remaja serta tingginya angka stunting pada bayi. Untuk mengatasi masalah ini, Mahasiswa Undip menginisiasikan untuk melakukan edukasi dan sosialisasi tentang kesehatan dan gizi dengan pentingnya konsumsi tablet tambah darah yang sangat diperlukan.
Sosialisasi ini dihadiri oleh 20 remaja putri Kebayanan Sendangapak Karang di rumah Mbak Warida dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya perbaikan gizi guna mencegah stunting pada bayi di masa depan. Dalam sosialisasi ini, mahasiswa Undip membahas terkait bahaya anemia, penyebab anemia, cara mengatasi anemia, cara mencegahnya, dan pentingnya konsumsi tablet tambah darah. Pemberian tablet tambah darah, terutama yang mengandung zat besi, merupakan salah satu langkah preventif utama dalam menjaga kesehatan ibu hamil dan mencegah risiko anemia yang bisa berlanjut menjadi stunting pada bayi.
Anemia dapat mempengaruhi kualitas kesehatan calon ibu, berpotensi menyebabkan komplikasi selama kehamilan, dan berisiko menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau mengalami stunting. Oleh karena itu, sosialisasi ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang langkah-langkah preventif.
Selama sesi tanya jawab, salah satu peserta mengajukan pertanyaan yang relevan mengenai pola makan sehat: "Kandungan zat besi ada pada sayur namun banyak anak yang kurang menyukai sayur. Apa yang harus dilakukan untuk membuat anak tersebut menyukai sayur?"
Menanggapi pertanyaan tersebut, Mahasiswa Undip menjelaskan beberapa strategi praktis. Pertama, penting untuk memperkenalkan sayur-sayuran dalam berbagai bentuk yang menarik, seperti membuat sayur dalam bentuk hidangan yang disukai anak atau mencampurnya dalam menu yang mereka nikmati. Kedua, melibatkan anak dalam proses memasak dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan sehat. Ketiga, memberikan contoh yang baik dengan mengonsumsi sayur secara rutin dan menjadikannya sebagai bagian dari pola makan keluarga sehari-hari juga dapat membantu.
Dari sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa Undip, salah satu remaja putri memberikan testimony mereka selama mengikuti sosialisasi yang dilaksanakan oleh Sonya seperti
“Semoga sosialisasi ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja putri tentang pentingnya kesehatan gizi, serta mengurangi angka anemia dan stunting di desa kita”
“Kami berharap dari adanya sosialisasi dapat memperbaiki kesehatan ibu dan bayi sehingga kita dapat membangun generasi yang lebih sehat di masa depan”
Diakhir sosialisasi ini, Sonya menambahkan jika dukungan dari kader posyandu dalam upaya keberlanjutan edukasi kesehatan menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan di komunitas. Dengan pendekatan yang terkoordinasi dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan kebiasaan mengonsumsi TTD bisa terbentuk dengan baik dan memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi remaja di Desa Newung.
Beberapa masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Newung termasuk risiko anemia di kalangan remaja serta tingginya angka stunting pada bayi. Untuk mengatasi masalah ini, Mahasiswa Undip menginisiasikan untuk melakukan edukasi dan sosialisasi tentang kesehatan dan gizi dengan pentingnya konsumsi tablet tambah darah yang sangat diperlukan.
Sosialisasi ini dihadiri oleh 20 remaja putri Kebayanan Sendangapak Karang di rumah Mbak Warida dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya perbaikan gizi guna mencegah stunting pada bayi di masa depan. Dalam sosialisasi ini, mahasiswa Undip membahas terkait bahaya anemia, penyebab anemia, cara mengatasi anemia, cara mencegahnya, dan pentingnya konsumsi tablet tambah darah. Pemberian tablet tambah darah, terutama yang mengandung zat besi, merupakan salah satu langkah preventif utama dalam menjaga kesehatan ibu hamil dan mencegah risiko anemia yang bisa berlanjut menjadi stunting pada bayi.
Anemia dapat mempengaruhi kualitas kesehatan calon ibu, berpotensi menyebabkan komplikasi selama kehamilan, dan berisiko menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau mengalami stunting. Oleh karena itu, sosialisasi ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang langkah-langkah preventif.
Selama sesi tanya jawab, salah satu peserta mengajukan pertanyaan yang relevan mengenai pola makan sehat: "Kandungan zat besi ada pada sayur namun banyak anak yang kurang menyukai sayur. Apa yang harus dilakukan untuk membuat anak tersebut menyukai sayur?"
Menanggapi pertanyaan tersebut, Mahasiswa Undip menjelaskan beberapa strategi praktis. Pertama, penting untuk memperkenalkan sayur-sayuran dalam berbagai bentuk yang menarik, seperti membuat sayur dalam bentuk hidangan yang disukai anak atau mencampurnya dalam menu yang mereka nikmati. Kedua, melibatkan anak dalam proses memasak dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan sehat. Ketiga, memberikan contoh yang baik dengan mengonsumsi sayur secara rutin dan menjadikannya sebagai bagian dari pola makan keluarga sehari-hari juga dapat membantu.
Dari sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa Undip, salah satu remaja putri memberikan testimony mereka selama mengikuti sosialisasi yang dilaksanakan oleh Sonya seperti
“Semoga sosialisasi ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja putri tentang pentingnya kesehatan gizi, serta mengurangi angka anemia dan stunting di desa kita”
“Kami berharap dari adanya sosialisasi dapat memperbaiki kesehatan ibu dan bayi sehingga kita dapat membangun generasi yang lebih sehat di masa depan”
Diakhir sosialisasi ini, Sonya menambahkan jika dukungan dari kader posyandu dalam upaya keberlanjutan edukasi kesehatan menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan di komunitas. Dengan pendekatan yang terkoordinasi dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan kebiasaan mengonsumsi TTD bisa terbentuk dengan baik dan memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi remaja di Desa Newung.
Editor: Anggi Putri